Model Neoklasik tanpa
perkembangan teknologi kurang relalistis untuk membuat analisis, supaya lebih
realistis maka ditambahkan faktor perkembangan teknologi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan. Cara yang paling umum adalah memasukkan
perkembangan teknologi sebagai elemen dalam fungsi produksi. Modal dan tenaga
kerja diasumsikan dapat mengambil keuntungan dari adanya perkembangan
teknologi. Fungsi produksi yang baru menjadi :
Y = f A K L
dengan A adalah perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi dapat dikatakan tidak melekat dalam model karena tidak tergantung
dari masukan modal dan tenaga kerja. Jika diasumsikan perkembangan teknologi
meningkat secara halus sepanjang waktu (tingkat pertumbuhan tetap), maka fungsi
produksi Cobb-Douglas menjadi :
t Y = Ae K L
dengan g adalah pertumbuhan dari perkembangan
teknologi per periode waktu t. Representasi
ini merupakan penyederhanaan dengan mengabaikan kemungkinan
terjadi perkembangan teknologi melalui investasi. Sebagai tambahan, tenaga
kerja dapat juga menjadi lebih terampil sehingga dapat menaikkan efisiensi dan
dalam kasus ini (seperti juga modal) dianggap bersifat tidak homogen. Asumsi
lain yang digunakan model ini adalah sistem perekonomian berdasarkan pasar
berkompetisi sempurna dengan faktor harga yang fleksibel serta sumber daya pada
kesempatan kerja penuh.
Berdasarkan model
pertumbuhan Neoklasik dengan perkembangan teknologi member landasan yang cukup
untuk menunjukkan adanya faktor yang berperan dalam menjelaskan perbedaan
pertumbuhan regional. Dengan mengubah Persamaan 5 ke dalam model pertumbuhan
regional maka akan terlihat bahwa perbedaan dapat terjadi karena :
1.
Perbedaan perkembangan teknologi antar wilayah.
2.
Pertumbuhan stok modal yang mungkin berlainan antar wilayah.
3.
Pertumbuhan tenaga kerja dapat juga berlainan antar wilayah.
Pengaruh perkembangan
teknologi, pertumbuhan stok modal, dan tenaga kerja dalam menentukan perbedaan
pertumbuhan regional telah diselidiki oleh Hulten dan Schwab pada tahun 1984
untuk 9 wilayah di Amerika Serikat (Armstrong and Taylor, 1993). Hulten dan
Schwab menghitung pertumbuhan pendapatan di sektor manufaktur dengan tiga
faktor utama, yaitu : pertumbuhan tenaga kerja, pertumbuhan stok modal, dan
komponen residual yang menyatakan perkembangan teknologi. Perlu dicatat bahwa
komponen residual tidak harus diartikan sebagai perkembangan teknologi semata,
sebab interpretasi yang demikian akan menganggap bahwa tidak ada perkembangan
teknologi yang melekat pada modal dan tenaga kerja sepanjang waktu studi.
Salah satu temuan penting
dari studi Hulten dan Schwab adalah di wilayah jalur matahari (sunbelt)
mempunyai tingkat pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat dari pada di wilayah
jalur salju (snowbelt) dan tidak ada perbedaan pertumbuhan produktivitas
di antara wilayah tersebut. Hasil lainnya menunjukkan bahwa perbedaan
pertumbuhan di wilayah Amerika Serikat terutama disebabkan oleh perbedaan
pertumbuhan tenaga kerja dan lebih jauh lagi oleh perbedaan pertumbuhan stok
modal.
Internal marketing (IM) pada mulanya
dikemukakan sebagai suatu pendekatan bagi manajemen jasa yang berupa penanaman
konsep pemasarantradisional dan bauran pemasaran pada semua karyawan sebagai pelanggan dalam
organisasi sehingga karyawan bisa meningkatkan efektivitas perusahaan dengan
meningkatkan hubungan pasar internal. IM diyakini dapat meningkatkan motivasi
semua anggota organisasi untuk melihat peran mereka sendiri dan memperhatikan
apa yang dikehendaki konsumen dengan cara berorientasi pada pelayanan.
Orientasi pada pelanggan
menuntut diterapkannya paradigma "kepuasan pelanggan untuk menghasilkan
laba", sehingga pelanggan menjadi manajer suplai jasa, suatu bentuk
manajemen partisipatif. IM harus dipandang sebagai suatu teknik manajemen bagi
tumbuhnya motivasi dan dukungan, bukan sebagai program atau kampanye jangka
pendek untuk menarik perhatian pelanggan. Pembentukan orientasi marketing
bertujuan untuk menciptakan lingkungan internal yang fleksibel dan responsif,
yang memelihara nilai-nilai dan perilaku yang baik, yang mencerminkan
tujuan-tujuan organisasi dan sinerginya dengan pasar.
Walker dan Ruekert (1987)
dalam Varey (?) menyimpulkan bahwa marketer dapat memiliki peran yang
berlainan di berbagai bagian dalam organisasi, yang harus selalu responsif
terhadap pelanggan, tapi tidak harus selalu tergantung pada piranti-piranti
pemasaran seperti iklan. IM bertujuan untuk menciptakan manajemen yang
berorientasi pasar, yang dalam hal ini marketing bukanlah suatu fungsi
melainkan sebagai suatu cara untuk melakukan bisnis.