Tampilkan postingan dengan label jurnal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jurnal. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Agustus 2014

Ekonomi Mikro Menengah

Perilaku Produsen | Teori Produksi
Teori Produksi

Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.

Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber atau faktor produksi. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f ( K, L , T , N )
Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L , T , N) yang diproses. Jika salah satu sumberdaya masukan diubah maka keluaran (output) akan berubah
Fungsi produksi berkaitan dengan hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan secara matematis. Fungsi produksi membatasi tercapainya profit maksimum karena terbatasnya teknologi dan pasar yang akan berpengaruh pada biaya produksi, output yang dihasilkan, dan harga jual output. Produsen biasanya dapat melakukan variasi ataupun perubahan dalam penggunaan proporsi input untuk menghasilkan suatu output. Fleksibilitas ini memungkinkan berbagai macam hubungan antara input dan output.
Hubungan antara input dan input, input dan output, serta output dan output yang menjadi karakteristik dari fungsi produksi suatu perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Semakin maju teknologi yang digunakan maka output yang diproduksi semakin meningkat dengan jumlah input tertentu.

Teori Biaya

Konsep Biaya
Konsep biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep biaya yang biasa digunakan secara umum. Konsep ekonomi mengenai biaya lebih konsisten dan tetap.
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan,yang berasal dari prinsip produksi. Para ekonom mendefinisikan biaya produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan dari alternatif produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu. Prinsip ini dikenal dengan nama “opportunity cost principle”.

Jenis-jenis Biaya
1. Berdasarkan fungsinya,
a. Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2. Berdasarkan sifatnya,
a. Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3. Berdasarkan kaitannya dengan jumlah produksi
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.

Selain itu, dalam konsep biaya ada beberapa hal lain yang perlu diketahui adalah tentang biaya total, biaya perunit, dan biaya marginal. Biaya Total ( Total Cost = TC ) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC. Biaya Perunit (Average Cost = AC) Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi.


Isocost dan Isoproduct
Seperti perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan besar biaya yang harus dikeluarkan dan besarnya produk yang bisa dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct.
Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva Indiferent. Sedagkan Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi ( K & L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti dalam budget line. Isocost mempunyai daerah yang feasible.
Suatu perusahaan berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi persinggungan antara Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Fungsi Produksi dibedakan menjadi :
1. Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost.
2. Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost.
Dalam jangka pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return ( Hukum kenaikan yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi terdapat input tetap / Fixed Cost ( artinya produksi masih dalam jangka pendek ) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan:
1. MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return
2. AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return.

Keuntungan Maksimum

Keuntungan Maksimum dalam Pasar Persaingan Sempurna
Melihat keadaan pasar persaingan sempurna, maka bagi seorang produsen dalam mencapai tujuannya yaitu keuntungan maksimum haruslah memperhatikan karakteristik dari pasar persaingan sempurna itu sendiri. Economic Profits atau keuntungan ekonomi merupaka surplus atau kelebihan pendapatan total atas semua biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Termasuk di dalamnya ongkos untuk pembelian sumber-sumber produksi ataupun opportunity cost untuk menggunakan input yang tersedia.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimum, terdapat dua cara untuk menentukannya. Terlebih dahulu yang harus diperhatikan adalah cara yang paling mudah, yaitu dengan melihat pada tingkat atau jumlah produksi yang mana perbedaan di antara hasil penjualan total dan ongkos total adalah yang paling maksimum. Cara yang kedua adalah dengan memperhatikan tingkat produksi dimana tingkat keadaan ongkos marginalnya adalah sama dengan hasil penjualan marginalnya (MC = MR).
Dalam jangka pendek, pemaksimalan untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara. Yang pertama ialah menghitung dan membandingkan hasil penjualan total dengan ongkos total. Keuntungan adalah perbedaan di antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan ongkos total yang dikeluarkan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva ongkos rata-rata dan ongkos marginal di satu pihak, dan hasil penjualan rata-rata dan hasil penjualaln marginal di lain pihak.pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal sama dengan ongkos marginal.


Keuntungan Maksimum dalam Pasar Monopoli
Monopoli terjadi apabila hanya terdapat satu produsen di dalam pasar. Sifat permintaan yang di hadapi oleh Monopoli sangat berbeda dengan yang dihadapi produsen dalam pasar persaingan sempurna. Oleh karenanya permintaan dalam industri adalah juga merupakan permintaan atas produksi dalam perusahaan. Dalam Monopoli, harga selalu lebih tinggi dari hasil penjualan marginal. Pemaksimalan keuntungan Monopoli dapat diuraikan dalam dua pendekatan, yaitu yang pertama adalah melalui pendekatan hasil penjualan total dengan ongkos total. Dan yang kedua melalui pendekatan hasil penjualan marginal dengan ongkos marginal.

Keuntungan Maksimum dalam Pasar Oligopoli
Di dalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, harus diperhatikan terlebih dahulu bagaimana tujuan itu dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak membuat kesepakatan. Dalam membuat analisis perlu disadari bahwa walaupun tidak terdapat kesepakatan, setiap perusahaan dalam pasar saling berkaitan satu sama lainya. Setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi terhadap perusahaan lainya. Apabila implikasi tersebut merugikan perusahaan-perusahaan lainya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.
Ciri yang kental berkaitan dengan perusahaan-perusahaan dalam pasar Oligopoli antara lain ketika dalam pasar Oligopoli penurunan harga dari sesuatu perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain akan menurunkan harga juga, agar mereka tidak kehilangan pelanggan begitu pula yang terjadi apabila perusahaan tersebut mencoba menaikan harga. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada alasan kepada perusahaan-perusahaan lain tersebut untuk merubah tingkat harganya. Perusahaan-Perusahaan tersebut akan memperoleh lebih banyak keuntungan apabila tidak merubah harga.
Dalam pasar Oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan kesepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar untuk mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaanya. Jadi pada saat harga yang berlaku di masyarakat sama seperti pada permulaan penetapan harga, saat itu pula dapat dicapai keuntungan maksimum.

Pasar Input:
Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah satu model pasar yang terdiri dari banyak produsen dan konsumen, produk yang dijual-belikan bersifat homogen, masing-masing produsen bebas keluar masuk pasar, faktor produksi dapat bergerak secara bebas dan masing-masing produsen serta konsumen mempunyai informasi yang lengkap tentang kondisi pasar. (Sudarman, 4:1985)
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efisiensinya. Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.

Penentuan Harga Output dalam Pasar Persaingan Sempurna
Teori ekonomi mikro menyebutkan bahwa pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang ditandai oleh tidak adanya persaingan yang bersifat pribadi (rivalry) di antara perusahaan-perusahaan individu yang ada di dalamnya. Jadi, dengan demikian pengertian persaingan sempurna di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian persaingan di dalam bahasa sehari-hari. Di dalam pengertian bahasa sehari-hari persaingan berarti persaingan antar pribadi (rivalry), sedangkan dalam teori ekonomi persaingan ini berarti tidak adanya sama sekali persaingan langsung antar pribadi (perfect competition).
Menurut pengertian teori ekonomi, yang dimaksud dengan pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki 5 macam ciri-ciri, yaitu:
a. Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli
Dengan adanya banyak penjual dan pembeli di pasar, hal itu mengakibatkan masing-masing penjual hanya menawarkan barang yang relatif sedikit dibandingkan dengan seluruh barang yang ada di pasar. Demikian pula halnya, masing-masing pembeli secara individual juga dapat menguasai pasar. Dalam suasana pasar seperti itu, maka baik penjual maupun pembeli secara individual tidak dapat mempengaruhi harga pasar.

b. Barang yang diperjual-belikan bersifat homogen
Barang yang bersifat homogen artinya sama persis antara yang satu dengan yang lain, baik secara teknis maupun nonteknis. Sehingga, antara barang yang satu dengan yang lain dapat menggantikan secara sempurna di dalam penggunaannya. Dengan demikian berarti konsumen tidak punya sedikitpun alasan untuk lebih memilih barang yang satu terhadap barang yang lainnya. Anggapan tersebut mengandung makna bahwa masing-masing produsen di pasar persaingan sempurna berstatus sebagai “pengambil harga” (price taker).
Kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan adalah berbentuk horizontal sejajar dengan sumbu output. Hal itu berarti bahwa produsen menghadapi kurva permintaan yang elastis sempurna, dimana ia dapat menjual output berapapun pada tingkat harga yang berlaku di pasar. Kurva permintaan tersebut juga merupakan kurva penerimaan rata-rata (average revenue curve) dan juga kurva penerimaan marjinal (marginal revenue curve) bagi produsen.
c. Masing-masing produsen bebas untuk keluar masuk pasar
Dalam pasar persaingan sempurna dianggap tidak ada hambatan bagi produsen untuk keluar masuk pasar. Masing-masing produsen dianggap mempunyai kebebasan untuk menentukan putusan perhitungan ekonominya. Salah satu bentuk hambatan yang dapat menghalangi produsen keluar-masuk pasar adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah, misalnya tarif, subsidi, hak paten, dan lain-lain.
d. Adanya mobilitas faktor produksi secara sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi dianggap bebas untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi, dalam bentuk pasar ini, tenaga kerja dianggap dapat berpindah-pindah pekerjaan sesuai dengan keputusan ekonominya. Dengan kata lain, dalam bentuk pasar persaingan sempurna, pasar tenaga kerja dianggap berstruktur pasar persaingan sempurna.
e. Pembeli dan penjual mempunyai informasi lengkap tentang pasar
Dalam pasar persaingan sempurna dianggap bahwa masing-masing produsen dan konsumen memiliki pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar. Pengetahuan ini meliputi harga, jumlah barang, kualitas barang, dan lain-lain baik yang berlaku saat ini maupun saat yang akan datang, dengan demikian suasana yang seperti ini berarti ketidakpastian tentang suasana pasar untuk masa-masa yang akan datang tidak ada.


Keseimbangan Jangka Pendek
Pembicaraan tentang penentuan tingkat keseimbangan jangka pendek, pada dasarnya ada 2 lingkup yaitu perusahaan (firm) secara individual dan pasar (industry) secara keseluruhan. Agar dapat menentukan tingkat keseimbangan pasar, perlu diturunkan terlebih dahulu kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar ditentukan dengan jalan menjumlahkan secara horisontal seluruh kurva-kurva penawaran yang dimiliki oleh semua perusahaan individual yang ada di pasar tersebut.
Dalam jangka pendek, output yang dihasilkan produsen dapat ditambah atau dikurangi dengan jalan menambah atau mengurangi jumlah input variabel yang digunakan. Jadi, dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat menyesuaikan jumlah outputnya dengan suasana yang terjadi di pasar, sejauh tingkat output yang mungkin dapat dihasilkan dengan peralatan capital (input tetap) yang ada. Perusahaan yang rasional akan menyesuaikan jumlah outputnya sampai ketingkat output yang menghasilkan keuntungan maksimum (kerugian minimum). Apabila seorang produsen telah menghasilkan sejumlah output tertentu dan dari jumlah tersebut ia mendapatkan keuntungan maksimum, maka dikatakan ia berada dalam titik keseimbangan jagka pendek. Dan demikian juga halnya, pasar secara keseluruhan juga cenderung untuk menyesuaikan sampai pada titik keseimbangan jangka pendek (a point of short-run equilibrium).
Penentuan titik keseimbangan produsen pada dasarnya ada dua cara, yaitu melalui pendekatan penerimaan total-pengeluaran total perusahaan dan pendekatan penerimaan marjinal pengeluaran marjinal perusahaan.
a. Pendekatan penerimaan total – pengeluaran total perusahaan
Keuntungan/kerugian adalah selisih antara penerimaan total yang diperoleh dari penjuala output dan pengeluaran total yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, keuntungan maksimum atau kerugian minimum akan terjadi pada tingkat output, dimana selisih antara penerimaan dan pengeluaran produsen mencapai maksimal.
Penentuan titik keseimbangan produsen melalui pendekatan penerimaan-pengeluaran produsen dirasa kurang banyak manfaatnya dipandang dari segi analisa perilaku produsen selanjutnya. Hal itu disebabkan, karena pendekatan penerimaan-pengeluaran produsen tidak dapat menyimpulkan interpretasi analisis lebih jauh perilaku produsen.
b. Pendekatan penerimaan marginal – pengeluaran marginal
Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah perubahan penerimaan total produsen yang diakibatkan oleh perubahan 1 satuan output penjualan. Penerimaan batas produsen pada setiap tingkat penjualan dapat ditentukan dengan jalan membagi perubahan penerimaan total produsen dan perubahan output yang terjual. Secara grafis, penerimaan batas pada setiap tingkat output ditunjukkan oleh lereng (slope) dari kurva penerimaan total.
Melalui pendekatan ini dapat diambil tiga simpulan, yaitu apabila biaya produksi marjinal (MC) lebih kecil dari penerimaan marjinal (MR), maka keuntungan produsen masih belum maksimum, dalam hal ini produsen akan berusaha untuk menambah produksinya. Apabila MC lebih besar dari MR maka akibatnya apabila produsen menambah 1 satuan output akan terjadi pengurangan keuntungannya (menambah kerugiannya), dalam keadaan ini produsen akan mengurangi produksinya. Apabila MC sama dengan MR maka keuntungan produksi sedang berada pada titik maksimum (kerugian produsen akan minimum)

Keseimbangan Jangka Panjang
Sebuah perusahaan dikatakan berada pada keseimbangan jangka panjang apabila telah menyesuaikan skala perusahaan yang dipergunakannya dengan skala perusahaan dimana ongkos produksi rata-rata jangka panjang (LAC) berada pada titik minimum, dan bersinggungan dengan kurva permintaan yang terjadi di pasar. Dalam jangka panjang, perusahaan hanya dimungkinkan untuk menerima sekedar keuntungan normal (normal profit) dalam arti bahwa penerimaan tital hanya cukup untuk membiayai seluruh pengeluarannya. Sebab, seandainya perusahaan memperoleh keuntungan murni (excess profit) akibatnya, perusahaan-berusahaan baru banyak yang tertarik untuk memasuki pasar.

Pasar Monopoli
Monopoli adalah suatu model pasar yang hanya ada satu penjual, output yang dihasilkan produsen bersifat lain daripada yang lain (unique product) dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain untuk memasukinya.

Penentuan Harga Output dalam Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu pasar yang memiliki ciri-ciri:
1. Hanya terdapat satu firma saja dalam industri tersebut, dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
2. Barang yang dihasilkan merupakan barang satu-satunya, dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggatikanya.
3. Tidak ada kemungkinan perusahaan lain masuk ke dalam industri.
4. dapat menguasai penetuan harga. Karena hanya terdapat satu-satunya monopolist di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan.

Hal-hal yang memungkinkan dalam menimbulkan pasar monopoli, pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Produsen memiliki salah satu (beberapa) sumber daya yang penting dan kemudian ia merahasiakannya. Atau produsen memiliki pengetahuan yang lain daripada yang lain (exclusive knowledge) tentang teknik produksi.
b. Produsen mempunyai hak paten untuk output yang ia hasilkan atau proses produksi yang ia selenggarakan.
c. Pemberian ijin khusus oleh pemerintah kepada produsen tertentu untuk mengelola suatu usaha tertentu pula. Atau penetapan pemerintah (tarif) yang maksudnya untuk menghalang-halangi masuknya barang-barang sejenis dari luar negeri.
d. Ukuran pasar begitu kecil untuk dilayani lebih dari satu perusahaan yang mengoperasikan skala perusahaan optimum. Dalam kenyataan, kadang-kadang didapatkan suatu pasar yang hanya mungkin untuk dilayani oleh satu perusahaan saja yang mengoperasikan skala produksi yang optimum, contohnya dalam bidang transportasi, listrik, dan komunikasi. Pasar monopoli yang muncul dengan akibat seperti ini sering disebut dengan monopoli alami (natural monopoly)
e. Produsen mengetrapkan kebijaksanaan limitasi harga (limit pricing policy). Limitasi harga dimaksudkan supaya perusahaan-perusahaan baru tidak ikut memasuki pasar.

Pasar Persaingan Monopolistik

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan dengan model pasar persaingan sempurna atau monopoli relative masih baru. Model ini baru diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 1930-an oleh E. Chamberlin dan Joan Robinson. Model ini dirumuskan atas dasar adanya ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan sempurna yang anggapan-anggapan dasarnya dirasa kurang realistis (seperti anggapan jenis produk yang homogen).
Pasar persaingan monopolistik menurut model Chamberlin didasarkan pada beberapa anggapan dasar, yaitu:
a. Di pasar terdapat banyak penjual dan pembeli.
b. Produk yang dihasilkan produsen bersifat dibedakan (diusahakan mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara produk yang satu dengan yang lain), tetapi diantaranya mempunyai kemampuan untuk saling mengganti cukup besar.
c. Di pasar ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar pasar.
d. Produsen selalu berusaha memaksimalkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Harga-harga faktor produksi dan tingkat teknologi tertentu.
f. Perilaku produsen dianggap tertentu setelah ia mengetahui bentuk permintaan dan ongkos produksi dari usahanya.
g. Jangka panjang dianggap terdiri dari beberapa periode jangka pendek yang identik, yang masing-masing bebas (independent) antara satu dengan yang lain, dalam arti bukan keputusan yang diambil produsen dalam satu periode jangka pendek tertentu tidak mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya untuk periode-periode yang lain. Keputusan optimal yang diambil dalam satu periode tertentu adalah juga keputusan yang optimal bagi periode yang lain.
h. Kurva permintaan dan juga kurva ongkos produksi dianggap sama untuk semua produsen yang ada di kelompok itu. (Anggapan ini tidak muncul pada pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli).


Pasar Oligopoli

Keadaan pasar dimana ada beberapa penjual dengan suatu jenis barang yang memungkinkan di antara penjual tersebut untuk mengadakan kerjasama ataupun saling bergantung ataupun tanpa adanya kerjasama atau saling mempengaruhi. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerjasama secara diam-diam atau secara terang-terangan. Ada 3 faktor yang memungkinkan terjadinya kerjasama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan para produsen jika masing-masing dari produsen tersebut mengurangi tingkat persaingan yang akan membuat mereka bertindak layaknya monopolist.
2. Dengan mengadakan kerjasama, para produsen dapat mengurangi ketidakpastian yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerjasama.
3. Adanya kerjasama antar produsen menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
Bentuk kerjasama yang mungkin sempurna adalah kartel, dimana merupakan organisasi resmi antar produsen dalam suatu industri yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan manajemen dan fungsi produksi individu kedalam asosiasi pusat agar dapat dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Teori Biaya

Teori Biaya

Konsep Biaya
Konsep biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep biaya yang biasa digunakan secara umum. Konsep ekonomi mengenai biaya lebih konsisten dan tetap.
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan,yang berasal dari prinsip produksi. Para ekonom mendefinisikan biaya produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan dari alternatif produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu. Prinsip ini dikenal dengan nama “opportunity cost principle”.

Jenis-jenis Biaya
1. Berdasarkan fungsinya,
a. Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2. Berdasarkan sifatnya,
a. Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3. Berdasarkan kaitannya dengan jumlah produksi
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.

Selain itu, dalam konsep biaya ada beberapa hal lain yang perlu diketahui adalah tentang biaya total, biaya perunit, dan biaya marginal. Biaya Total ( Total Cost = TC ) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC. Biaya Perunit (Average Cost = AC) Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi.


Isocost dan Isoproduct
Seperti perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan besar biaya yang harus dikeluarkan dan besarnya produk yang bisa dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct.
Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva Indiferent. Sedagkan Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi ( K & L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti dalam budget line. Isocost mempunyai daerah yang feasible.
Suatu perusahaan berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi persinggungan antara Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Fungsi Produksi dibedakan menjadi :
1. Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost.
2. Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost.
Dalam jangka pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return ( Hukum kenaikan yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi terdapat input tetap / Fixed Cost ( artinya produksi masih dalam jangka pendek ) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan:
1. MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return
2. AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return.

Pengertian Lingkungan politik


Elemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam perekonomian , ideologi ekonomi dan politik, hubungan internasional, dan hubungan antara pemerintah dan bisnis pada umumnya. Para ahli politik biasanya melihat pada variabel lainya karena mereka berminat terhadap perilaku politik dan organisasi menurut pengertian harfiahnya, bukannya bagaimana kaitan semua faktor itu dengan kegiatan bisnis. Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Studi menunjukkan bahawa nasionalisme dan perundangan dengan pemerintah dianggap sebagai masalah pokok bagi manajemen internasional. Selanjutnya, Hendrick dan Struggles memperkirakan bahwa lebih dari 60% perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis di luar negeri mengalami kerugian akibat politik dalam periode 1975 sampai 1980

1. Peranan pemerintah dalam Perekonomian
Dewasa ini semua pemerintah memainkan peranan penting dalam perekonomian negara. Pada dasarnya peranan itu terdiri dari dua jenis yaitu sebagai pemeran serta sebagai pengatur (regulator).sebagian besar pemerintah memainkan kedua peranan itu dengan kadar yang berbeda-beda. Di negara industri barat peran serta pemerintah dalam perekonomian tidak begitu menonjol walaupun cukup penting.

1) Pemeran serta
Ada beberapa alasan mengapa peran serta pemerintah dalam kegiatan ekonomi perlu diperhatikan oleh pemasar internasional. Pertama, pemilikan pemerintah mungkin menutup kemungkinan operasi perusahaan di beberapa pasar, seperti di India. Alasan lainnya adalah bahwa pemilikan pemerintah dapat berarti satu-satunya pelanggan perusahaan di suatu negara adalah pemerintah negara itu (monopoli power).

2) Pengatur (Regulator)
Pemasar memahami peranann pemerintah sebagai pengatur lingkungan ekonomi. Pemerintah merencanakan dan mengarahkan, mengenakan pajak dan mengatur perekonomian. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal mempengaruhi penggunaan peralatan penetapan harga dan peralatan kredit oleh pemasar.

2. Kekuatan Ideologi
1) Komunisme
Dalam doktin komunis, pemerintah menekankan agar semua faktor produksi utama dimiliki pemerintah. Dengan pengecualian, semua produksi dilakukan oleh pabri-pabrik dan pertanian milik pemerintah. Komunis yang dicetuskan oleh Kari Mark adalah teori perubahan sosial yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas.
2) Kompensasi Kekayaan Ekspatriat
3) Penghapusan dan penyitaan
4) Kehancuran Komunisme
5) Kapitalisme
6) Peraturan dan Birokrasi
7) Sosialisme
8) Sosiallisme Eropa
9) Sosialis di Negara Berkembang
10) Konservatif atau Liberal

3. Kestabilan Politik
Tidak ada definisi yang tepat untuk ketidakstabilan politik, tetapi ada beberapa indikatornya. Pertama adalah seringnya pergantian rezim yang berkuasa, yang biasanya berarti pergantian lingkungan politik dunia usaha. Kedua adalah timbulnya kekuasaan, pertikaian dan demontrasi di suatu negara. Ketiga adalah perbedaan budaya.

4. Badan Usah Milik Negara
a) Mengapa perusahaan dinasionalisasi
Alasannya adalah (1) menarik uang lebih banyak karena perusahaan dimaksud diperkirakan memiliki laba yang tinggi, (2) kelanjutan dari alasan pertama, pemerintah yakin mampu menjalankan perusahaan dimaksud dengan lebih efisien dan menghasilkan uang lebih banyak, (3) untuk tujuan ideologi, (4) untuk memperoleh dukungan suara karena para politisi beranggapan dapat menyelamatkan PHK tenaga kerja, dengan membantu perusahaan yang hampir runtuh untuk tetap dapat bertahan hidup dan bantuan tersebut dihentikan setelah pemilihan, (5) pemerintah telah menyuntikkan dana keperusahaan dana atau industri dan yang biasanya diikuti oleh pengendalian ,

b) Persaingan tidak sehat
Hal ini disebabkan (1) perusahaan milik negara dapat menurun harga secara tidak wajarkarena tidak berorientasi mencari laba, (2) perusahaan milik negara dapat memperoleh dana /modal lebih mudah , (3) perusahaan milik negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah, (4) perusahaan milik negara memperoleh kemudahan ekspor, (5) perusahaan milik negara dapat menekan upah kerja dengan bantuan pemerintah.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Metode Penelitian Kuantitatif-Komparatif



         Yang dimaksud dengan penelitian komparatif yaitu merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen  yang ingin mencari jawaban secara mendasar atas suatu permasalahan (fenomena) sebab akibat dengan mengamati suatu fenomena yang ada (akibat) dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya suatu fenomena tertentu.
         Tujuan dari diadakannya penelitian dengan metode komparatif ini adalah untuk menyelidiki suatu permasalahan (fenomena) sebab-akibat dimana kondisi salah satu faktor (variable) penelitian tidak bisa dikontrol.
         Model komparatif ini merupakan model penelitian yang dapat mensubtitusikan metode eksperimental
         Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan dan lebih efektif
         Studi komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat yang sangat berguna mengenai gejala-gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dlL
      Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol.
         Adalah sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
         Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks dan sukar diketahui.
         Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
         Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
         Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat.
         Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan,
         Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
         Langkah-langkah:
         Merumuskan dan mendefinisikan masalah
         Melakukan penelaahan kepustakaan kajian literature.
         Merumuskan hipotesis-hipotesis, kerangka teoritis, dan asumsi-asumsi yang dipakai.
         Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
         Merancang cara pendekatannya, antara lain :
         Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan
         Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
         Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan
         Validasikan teknik untuk mengumpulkan data, uji hipotesis dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
         Mengumpulkan dan menganalisis data

         Menyusun laporannya 

EKSPERIMEN SUBJEK-TUNGGAL

  • Pada dasarnya bmenggunakan desain A-B, tetapi tidak hanya untuk satu individu dan dalam satu perlakuan tetapi terhadap beberapa individu dalam beberapa situasi dan aktivitas.
  • Subjek atau partisipasinya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih.
  • Nama subjek-tunggal juga diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual.
  • Observasi ataupengukuran dilakukan beberapa kali.
  • Teknik pengukuran atau pengumpulan data yg digunakan, kondisi ekpsperimen (situasi, lokasi, waktu pengamatan dan pengamat) harus dicek keajegan atau reliabilitasnya agar memberikan hasil yang objektif.
  • Pengukuran berulang-ulang dilakukan untuk mengendalikan variasi normal yang diharapkan terjadi dalam interval waktu yang pendek, juga agar terjamin deskripsi yang jelas dan ajeg.
  • Semua kondisi yang berkenaan dengan pelaksanaan eksperimen di deskripsikaan, agar penelitian dapat diaplikasikan pada individu lainnya)
  • Dalam rentang waktu eksperimen diberikan perlakuan yang sama dalam kondisi, dan durasi waktu yang sama.
  • Tahap awal eksperimen individu diamati sampai menunjukkan keadaan stabil, kemudian diberi perlakuan.
  • Rentang waktu tahap awal disebut garis dasar
  • Selama masa perlakuan (eksperimen) variabel yangdiubah pada satu subjek hanya satu variabel, sebab jika lebih dari satu sulit menentukan variabel mana yang berpengaruh.

Fariasi:
Desain A-B
Desain A-B-A

Desain Jamak 

Karakteristik Penelitian Eksperimen

1.      Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang)
2.      Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental
3.      Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak
4.      Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan
5.      Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama
6.      Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.


Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
1.      Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
2.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
3.      Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah
4.      Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
§  Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen
§  menentukan cara mengontrol
§  memilih rancangan penelitian yang tepat
§  menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian
§  membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
§  membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan
§  mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
5.      Melaksanakan eksperimen
6.      Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7.      Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan
8.      Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya

9.      Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).

KUANTITATIF EKSPERIMENTAL MURNI

Ada dua macam pendekatan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan gejala yang diamati dan pendekatan kualitatif dimana peneliti akan bekerja dengan informasi-informasi data dan di dalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik.
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
  • Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak diselidiki bagaimana pengaruhnya terhadap gejala atau behaviour variable
  • Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik untuk kelompok eksperimental

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.

Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Control Group Post test only design atau post tes kelompok control
Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
2.      Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok control
Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan di uji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
3.      Solomon four group design
Desain ini menuntut penempatan subjek secara random kedalam empat kelompok. Pada kelompok 1 dan 2 diberi pre tes dan post test dan hanya kelompok 1 dan 3 yang dikenai perlakuan eksperimen.

Kelemahannya adalah memerlukan subjek dua kali lipat jumlah subjek untuk desain eksperimen.


Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.

Pengertian Penelitian Eksperimen

Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2). selanjutnya akan dipaparkan karakteristik Penelitian Eksperimen, yaitu sebagai berikut
II. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu,
(1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).
(2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
(3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
(4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
(5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
(6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

III. Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
(1) Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
(2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
(3) Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
(4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
b) menentukan cara mengontrol;
c) memilih rancangan penelitian yang tepat;
d) menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
f) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;
g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan eksperimen.
(6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah
ditentukan.
(8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.

(9) Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).

Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
1.       Metode survei,
2.       Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive),
3.       Penelitian studi kasus
4.       Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
5.       Penelitian tindakan (action research),
6.       Peneltian perpustakaan dan dokumenter.
A.    Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut:
1.      kriteria umum
a.       Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
b.       Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
c.        Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
d.       Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
e.        Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
f.        Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta study kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu telah dikembangkan.
2.      Kriteria Khusus
a.       Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
b.       Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status

c.        Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

A.    Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut:
1.      Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2.      Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
3.      Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
4.      Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit.
5.      Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
6.      Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
7.      Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
8.      Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
9.      Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika. 

Top