Teori-teori dan kebijaksanaan kependudukan
berpangkal pada pengamatan-pengamatan tentang perubahan yang terjadi pada
penduduk dari waktu ke waktu. Teori-teori kependudukan membahas sebab-sebab
atau akibat-akibat dari struktur, jumlah dan penyebaran penduduk serta dinamika
perubahan. Berikut ini merupakan pandangan teori-teori kependudukan yang
dikemukakan oleh beberapa ahli kependudukan (Munir, 1983:4, 10, 19, 41):
1. Conficius
Memberikan suatu landasan ideal bahwa antara tanah
dan penduduk harus ada kaitan secara proporsional yang memadai. Para penganut
aliran ini berpendapat bahwa pemerintah harus selalu bertanggung jawab untuk
tetap mempertahankan proporsi tersebut dengan cara memindahkan penduduk dari
daerah yang terlalu padat ke tempat-tempat yang penduduknya jarang meskipun
disadari pula bahwa tindakan pemerintah itu kadang-kadang disertai oleh migrasi
spontan.
2. Ibnu Khaldun (Abad 14)
Gagasannya mengandung dua hal yang penting.
Pertama, dikemukakan bahwa penduduk yang padat akan menyebabkan tingkat
kehidupan semakin baik karena pembagian kerja akan bertambah luas pula, dan
semua sumber daya akan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya (demikian juga kalau
ditinjau dari segi militer dan politik); Kedua, periode kesejahteraan negara
akan digantikan oleh periode kemerosotan dan bahwa variasi siklis di dalam
kependudukan akan bergerak mengikuti irama fluktuasi ekonomi.
3. Quesnay (Aliran fisiokrat)
Berpendapat bahwa suatu negara hendaknya mempunyai
penduduk yang cukup banyak, tetapi dengan syarat agar mereka dapat mencapai
taraf hidup yang layak. Quesnay mengemukakan gagasannya agar semua kegiatan
hendaknya lebih diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bukan
untuk memperbanyak jumlah penduduk. Diuraikan lebih lanjut bahwa jumlah
penduduk biasanya akan senantiasa cenderung melebihi sarana-sarana kehidupan.
Sebagai bukti akan hal ini ditunjukkan bahwa di mana-mana selalu ada orang yang
hidup miskin dan serba kekurangan, meskipun diadakan juga daerah koloni yang
dijadikan tempat pemukiman baru sebagai jalan keluar untuk mengatasi jumlah
penduduk yang terlalu banyak.
4. Ricardo
Menyatakan bahwa ada kemungkinan bentuk
pengendalian terhadap kependudukan yang bersifat sukarela, yaitu satu-satunya
cara yang tepat untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang berlebihan dengan
merangsang selera kesenangan dan kegembiraan kelas pekerja.