Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
proses pembangunan, maka diperlukan ukuran-ukuran sebagai suatu nilai
keberhasilan pembangunan.
2.2.1.
Indikator Ekonomi
Salah satu ukuran yang digunakan untuk
mengklasifikasikan pembangunan, didasarkan pada tingkat pendapatan per kapita
nasional dalam suatu negara. Bank dunia mengklasifikasikan negara berdasarkan
GNP (Gross National Product) per
kapita berdasarkan tahun dasar 1993, sebagai berikut (Kuncoro, 1997:89):
(1) Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
GNP per kapita kurang atau sama dengan
US$ 695.
(2) Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
GNP per kapita lebih dari US$ 695
sampai dengan kurang dari US$ 8.626. Dapat di bagi menjadi dua kelompok lagi :
a. Negara berpenghasilan
menengah bawah (lower-middle-income
economoies) dengan GNP per kapita antara lebih dari US$ 695 sampai dengan
US$ 2.785.
b. Negara berpenghasilan
menengah atas (upper-middle-income
economies) dengan GNP per kapita antara lebih dari US$ 2.785 sampai dengan
kurang dari US$ 8.626.
(3) Negara berpenghasilan tinggi (high-income economies)
GNP per kapita US$ 8.626 atau lebih.
(4) Dunia:
meliputi negara di dunia, termasuk negara-negara yang datanya langka dan dengan
penduduk kurang dari 1 juta jiwa.
Walaupun begitu klasifikasi di atas tidak selalu
mencerminkan status pembangunan suatu negara.
2.2.2.
Indikator Sosial
Indikator
kesejahteraan dalam proses pembangunan di suatu negara tidak hanya dapat di
ukur melalui parameter ekonomi saja, namun juga melalui indikator non-moneter.
Indikator kesejahteraan masyarakat jarang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembangunan. Bagi negara-negara sedang berkembang, pembangunan tidak hanya di
ukur dari indikator moneternya saja namun juga harus di ukur dari indikator
kesejahteraan sosialnya.
Beckerman
membedakan berbagai cara untuk untuk membandingkan kesejahteraan ke dalam 3
kelompok sebagai berikut (Arsyad, 1997:30):
1.
Kelompok pertama: usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
masyarakat di dua atau beberapa negara dengan memperbaiki cara-cara yang
dilaksanakan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa, yang dipelopori oleh
Colin Clark.
2.
Kelompok kedua: usaha untuk membuat
penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan
mempertimbangkan perbedaan tingkat harga disetiap negara.
3.
Kelompok ketiga: usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan
dari setiap negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter (non-monetary indicators). Usaha ini
dipelopori oleh Bennet.
Usaha lain dalam menentukan dan membandingkan
tingkat kesejahteraan antarnegara telah dilakukan pula oleh UNRISD (United
Nations Research Institute for Social Development) yang berpusat di Jenewa
(Swiss) pada tahun 1970. Dalam penelitian tersebut, yang dilakukan adalah
menciptakan indeks taraf pembangunan dari negara-negara maju dan negara sedang
berkembang yang berdasarkan sifat dari data-data di setiap negara, seperti yang
digambarkan berikut ini (Arsyad, 1997:32):