Rabu, 28 Agustus 2019

10 PRINSIP PENTING INVESTASI SAHAM ALA WARREN BUFFET

Siapa sih yang tidak kenal dengan Warren Buffet, ia adalah salah satu tokoh yang menjadi kaya raya lewat saham. Warren Buffet sangat menghargai proses. Di bawah ini ada 10 PRINSIP yang digunakan Warren Buffet selama berinvestasi saham. Prisnsip prinsip dibawah ini adalah strategi investasi jangka panjang, bukan untuk trading atau beli jual jangka pendek.

1. Beli bisnis, bukan beli saham

Saat kita membeli saham sebuah perusahaan, maka kita telah menjadi salah seorang pemilik perusahaan tersebut. Pola pikir inilah yang selalu ditekankan Buffet dalam setiap kegiatan investasinya. Pola pikir ini bertolak belakang dengan pola pikir trader. Seorang investor seharusnya melihat saham sebagai tanda bukti kepemilikan bisnis. Buffet juga tidak mengganggap dirinya sudah membeli saham, dia menanamkan pada dirinya bahwa dia sudah membeli bisinisnya.

Banyak investor spekulan yang memperlakukan saham seperti perjudian.   Ketika kita trading saham, kita melakukan beli dan jual saham. Namun ketika berinvestasi, cara pandang kita terhadap saham sebaiknya bukan sekedar membeli objek/saham, namun turut memiliki perusahaan tersebut untuk jangka panjang.

2. Beli bisnis yang mudah kita pahami

"Jangan berinvestasi pada bisnis yang anda tidak mengerti". Ini adalah nasihat Buffet yang sangat populer. Apa artinya? Artinya adalah, belilah saham perusahaan yang memang kita tidak mengerti cara kerja perusahaan di sektor pertambangan atau industri jasa, atau teknologi, kita tidak perlu membelinya.

Untuk mempermudah, cobalah cari perusahaan yang berada di sekitar kita, yang dekat dengan kita. Misalnya, jika kita bekerja di bank, kita bisa membeli saham perusahaan perbankan. Atau jika kiya setiap hari menggunakan produk tertentu, seperti produk barang konsumsi atau makanan, kita bisa memilih perusahaan tersebut, misalnya PT Unilever Tbk. atau PT Indofood Tbk.

Prinsip ini menyelamatkan Warren Buffet dari gelombang bubble saham yang waktu itu terus melonjak dan kemudian merosot. Berinvestasilah di bisnis yang kita pahami dan sesuai dengan keahlian kita sehingga kemungkinan kita membuat keputusan yang salah akan semakin kecil kemungkinannya. Jika kita belum memahami perusahaan yang ada  dalam bidang/area keahlian kita, kita bisa membaca laporan keuangan perusahaan dan review sektoral dari analisis analisi.

3. Jangan tergiur saham murah

Harga dan nilai adalah hal yang berbeda. Jangan membeli sesuatu hanya karena harganya murah. Apa yang membedakan antara harga dengan nilai?

Harga adalah angka yang kita lihat dan transaksikan. Nilai adalah perbandingan antara harga saham dan kemampuan perusahaan tersebut menghasilkan laba/

Nilai= Harga/ Laba bersih per Lembar Saham

Jadi, saham yang harganya murah bisa jadi nilainya mahal jika perusahaan tidak menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, saham yang tampak mahal bisa jadi nilainya rendah karena perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi dan konsisten. Bagi Buffet, membeli saham sama seperti berbelanja barang di pasar. Saat ada barang bagus yang dijual murah, investor sebaiknya bisa mengambil keuntungan dari hal itu.

4. Beli saham untuk jangka panjang

Menurut Warren Buffet, salah satu cara terbaik untuk berinvestasi adalah membeli saham dengan tujuan menyimpannya untuk selamanya. Warren Buffet menyarankan untuk mencari bisnis yang menjual produk atau jasa yang:
  • Dibutuhkan atau dicari orang.
  • Sulit digantikan dengan produk jasa atau jasa yang lain
  • Tidak dibatasi regulasi pemerintah yang ketat
Dengan terpenuhinya 3 faktor di atas, perusahaan memiliki fleksibilitas atas harga produk dan jasanya. Hal ini dapat membuat perusahaan itu memiliki margin laba yang lebih tinggi. Berapa lama jangka waktu yang ideal untuk memegang saham ? Sebagian investor berpendapat 1 tahun adalah waktu yang pas untuk memanen keuntungan saham. Ada juga yang berpendapat 5 atau 10 tahun.

Bagi Buffet, jangka waktu yang ideal itu adalah "selama lamanya''. Semakin lama kita berinvestasi di saham yang tepat, maka keuntungan akan semakin baik.

5. Sabar

Investasi yang sukses memerluka waktu disiplin, dan juga kesabaran. Tidak peduli seberapa hebat talenta maupun usaha kita, supaya pohon menghasilkan bungan dan akhirnya berbuah matang, yang diperlukan hanyalah waktu. 

Sabar. Karena kesabaran akan membawa kita maju lebih jauh dibandingkan dengan hal yang dilakukan dengan terburu-buru.

6. Never lose money

Jangan lupa bahwa tujuan utama kita investasi adalah menghasilkan uang. Mungkin akan menjadi berat ketika kita berteman dengan para CEO perusahaan, namun ingat kita harus melakukan yang terbaik bagi diri kita sendiri. Hal ini bukan berarti menikam orang dari belakang, tetapi melindungi diri kita sendiri ketika hal itu harus dilakukan.

Rule No. 1 is NEVER LOSE MONEY
Rule No.2 is NEVER FORGET RULE NO. 1

7. Jangan berdiam diri dalam kapal yang bocor
Jika kita berada di sebuah kapal dan kapal itu akan tenggelam, apakah kita akan berdiam diri terus di situ? tentu saja tidak. Kita akan cepat cepat menyelamatkan diri dan berpindah ke kapal lain. Itulah analogi Buffet yang menjelaskan pasar saham. Saat kinerja saham yang kita pegang memburuk, segera batasi kerugian kita. Jangan menahan sebuah saham yang lemah hanya karena alasan emosional. Investor harus bisa membaca kapan momen yang tepat untuk melepasnya.

8. Jangan diversifikasi berlebihan
Pernahkah kita mendengar pepatah " jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang? ''Dengan membaginya ke dalam beberapa keranjang, maka ketika satu keranjang jatuh dan telur pecah, masih ada telur dalam keranjang lain.

Namun, mungkin kita pernah dengar pepatah yang satu ini: ''letakkan telur anda dalam satu keranjang dan jaga baik baik keranjang itu supaya telur tidak sampai pecah."

Apa artinya?

Meletakkan telur dalam beberapa keranjang, berarti kita sedang melakukan diversifikasi. Diversifikasi dilakukan dengan meletakkan uang pada beberapa jenis investasi; atau jika kita berinvestasi saham, kita bisa memilih beberapa saham di beberapa sektor.

Meletakkan telur dalam satu keranjang artinya strategi terkonsentrasi, yaitu kita meletakkan uang kita dalam satu atau dua investasi saja. Dalam investasi saham, hal ini terjadi ketika kita memilih satu atau dua saham saja, tetapi membelinya dalam jumlah besar.

Kedua strategi itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Strategi diversifikasi memiliki kelebihan, yaitu meminimalkan risiko investasi. Kekurangannya, diversifikasi yang terlalu luas akan membuat keuntungan kita menjadi semakin kecil dan tidak maksimal.

Strategi terkonsentrasi memiliki kelebihan, yaitu jika investasi kita menghasilkan keuntungan maka hasil keuntungannya akan lebih maksimal. Kekurangannya, risiko investasi menjadi lebih besar.
Jika kita adalah seorang investor professional dan sudah percaya diri, kita bisa memilih strategi investasi yang lebih terkonsentrasi, dengan catatan kita disiplin dalam melakukan pembatasan risiko. Jika kita adalah seorang pemula, sebaiknya kita melakukan diversifikasi, baik dalam pemilihan jenis investasi maupun jenis saham.

9. Kinerja yang konsisten
Perusahaan harus memiliki kinerja dan mampu mencetak laba secara konsisten. Mengapa? karena harga saham dan kemampuan perusahaan membagikan deviden sangat bergantung pada kemampuan perusahaan tersebut menghasilkan laba secara konsisten.  Prinsip ini adalah prinsip yang sangat penting untuk jangka panjang, baik kita menginginkan capital gain maupun imbal hasil berupa deviden saham.

Perusahaan yang tidak mampu menghasilkan laba secara konsisten sama dengan perusahaan berpenyakit, apalagi jika ia mengalami kerugian selama beberapa tahun berturut-turut.

10. Manajemen
Berikut adalah 3 prinsip penting Warren Buffet dalam menilai kualitas manajemen perusahaan.
a. Rasional
Apakah manajemen perusahaan dapat bertindak secara rasional? Apakah manajemen bijak dalam menginvestasikan laba yang sudah diraih untuk pengembangan perusahaan? Apakah manajemen bijak dalam menajaga para investor  untuk tetap berinvestasi di perusahaannya?

Terkadang ada beberapa manajemen yang tidak mementingkan kepentingan investor, dan malah menggunakan laba untuk pengembangan atau belanja hal-hal yang kurang dibutuhkan.

b. Kejujuran
Ketika manajemen membuat kesalahan dan menyebabkan perusahaan merugi, apakah manajemen akan jujur  kepada para pemegang saham atau mereka menutupinya? Contoh lain, bagaimana perusahaan menyajikan laporan keuangannya? Ada perusahaan yang menghias laporan keuangannya dan bahkan menipu investor. Misalnya Enron, yang pada akhirnya terbongkar dan sangat merugikan semua pemegang saham.

c. Kemampuan manajemen dalam mengembangkan strategi bisnis
Sejauh mana manajemen perusahaan bisa menghasilkan peningkatan penjualan dan laba dengan cara mengembangkan bisnisnya secara kreatif? Apakah perusahaan senantiasa memiliki ide-ide baru yang bisa mendahului kompetitor sehingga ia menjadi leader / trend-setter? atau perusahaan justru menjadi trend follower yang meniru strategi bisnis pesaingnya ? Apakah perusahaan bisa menghasilkan hal-hal baru, strategi baru, produk baru, atau layanan baru?




from HOT COFFEE https://www.razzratu.com/2019/08/10-prinsip-penting-investasi-saham-ala.html


Top