Rabu, 13 September 2017

BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

kacang hijau


A.   Pendahuluan

Kacang hijau ( Vigna radiata L ) menduduki peringkat ketiga dari tanaman kacang-kacangan di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah.Tanaman ini dikenal sebagai salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting.
Manfaat kacang hijau sebagai makanan rakyat sangat penting karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1. Zat ini sangat diperlukan karena merupakan tambahan berharga bagi makanan rakyat yang relatif kurang vitamin. Di samping sebagai bahan makanan manusia kacang ini dapat digunakan sebagai makanan ternak.dari beberapa segi inilah terasa pentingnya mempopulerkan tanaman kacang hijau yang mempunyai potensi besar ini.
Peningkatan produksi kacang hijau dengan cara memperbaiki kultur teknis petani.Juga dengan mendapatkan varietas-varietas yang mempunyai produksi tinggi dan masak serempak. Usaha mempertinggi produksi kacang hijau di Indonesia dimaksudkan untuk menaikkan produksinya sebagai tanaman palawija. Selain usaha-usaha perbaikan cara-cara bercocok tanam juga diperlukan peningkatan usaha-usaha pengelolaan lepas panenya.
  

B.      Nilai Gizi

Ditinjau dari segi nilai gizinya kacang hijau cukup baik, dari penyelidikan yang dilakukan oleh Donath dan Sprayt (1936), ternyata kacang hijau mengandung vitamin B1,cukup protein dan sedikit lemak, kacang hijau mempunyai kandungan protein 24 % dan karbohidrat sebanyak 58 %. Sedangkan kacang hijau yang dikecambahkan kaya akan vitamin E.

C.      Penggunaan

Kacang hijau sangat penting sebagai sumber protein, vitamin dan mineral-mineral penting bagi manusia.Pentingnya kacang hijau ini diantaranya untuk:
1. Mengisi kekurangan protein pada umumnya
2. Menaikkan pendapatan petani, karena kacang hijau dapat sangat menguntungkan 
    kalau menggunakan teknologi bertanam yang maju.
Biji kacang hijau terutama digunakan untuk bahan makanan manusia dan ternak.Kacang hijau dapat dimakan dalam berbagai macam bentuk makanan mulai dari bubur, macam-macam kue, sampai sayuran dalam bentuk taoge dan banyak lagi ragamnya.

D.   Teknik Bercocok Tanam

1.     Pemilihan Varietas
Sampai saat ini kebanyakan petani masih menanam kacang hijau varietas lokal dengan produksi relatif masih rendah. Di samping hasil rendah, masaknya tidak serempak sehingga jadi masalah dalam pemungutannya. Panen biasa dilakukan dengan pemetikan polong demi polong yang memerlukan banyak waktu dan tenaga. Untuk mengatasinya perlu mendapatkan varietas yang masak serempak.
Adapun beberapa varietas yang dianjurkan dan mempunyai kemampuan produksi cukup tinggi antara lain:
a.  Siwalik
Tanaman ini agak rendah dan tegak. Batangnya khas dan berbulu berwarna  merah, tangkai daun berwarna hijau terdapat bulu yang jarang, bunga berwarna kuning, polongnya bulat panjang dan berbulu lebat,,kalau masak mudah pecah. Berat 1000 butir biji sekitar 56 gram, Umur awal sampai akhir 80—100 hari. Mutu biji baik, tetapi tidak tahan busuk bila disimpan agak lama.

b.  Arta Ijo
Tanaman lebih rendah dan kecil dari varietas siwalik. Batang dan tangkai daun sedikit berwarna kemerahanm dengan batang berbulu jarang sedang tangkai daunnya lebat, bunga kuning, polongnya lebih pendek daripada siwalik, berat 1000 biji sekitar 46 gram, umur awal sampai akhir 75-99 hari. Mutu biji baik tetapi tidak tahan busuk bila disimpan agak lama
c.  Bhakti
Tinggi tanaman antara 50- 75 cm, batang berwarna hijau,keras berbulu pendek, tangkai daunnya berwarna hijau kemerahan dan berbulu jarang. Polong tua berwarna coklat, tidak mudah pecah, dan masaknya serempak. Berat 1000 biji kurang lebih 60 gram dengan mutu biji baik dan mudah lunak, Umur awal sampai akhir 65-70 hari
d.  Manyar
Varietas ini masak serempak, tahan terhadap serangan penyakit, bercak daun dan karat. Pada umur 58 hari bisa dipanen dengan produksi 1,5 ton biji kering per ha.
e.  Nuri
Varietas ini hampir sama dengan manyar hanya pada saat dipanen menghasilkan 1,6 ton biji per ha.

2.   Adaptasi
Kacang hijau dapat tumbuh didalam segala macam tipe tanah yang mempunyai drainase baik. Juga dapat tumbuh baik pada tanah-tanah yang dalam dan subur. Tetapi kacang ini akan tumbuh paling baik di dalam tanah lempung biasa sampai yang mempunyai bahan organik tinggi.  Tingkat pH yang ideal 5,8 sampai 6,5. Tanah yang sangat asam tidak baik karena akan menghambat dalam penyediaan makanan bagi tanaman. Kacang hijau menghendaki tanah yang mempunyai kandungan hara tanaman cukup pospor, kalium, kalsium, magnesium dan belerang.
3.  Persiapan Tanah
Kacang hijau banyak ditanam setelah panen padi, dengan atau tanpa pengolahan tanah. Uintuk berhasilnya penggarapan produksi penggarapa tanah dilakukan dengan waktu yang tepat dan kelembaban tanahnya ideal. Membajak tanah hanya bila tanah tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Tanah dibajak atau dicangkul selanjutnya digaru untuk menghancurkan tanah dan meratakan kemudian dibuat saluran-salura untuk pengairan.
4.  Menanam
Waktu menanam yang baik adalah pada musim marengan dapat juga dimusim penghujan. Jarak tanam yang tepat adalah penting dalam pemanfaatan cahaya secara optimum untuk proses fotosintesis. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh tipe varietas dan musim tanam.
5.  Pengaturan Pengairan
Untuk penanaman di sawah perlu mendapatkan pengairan apabila 1 minggu tidak turun hujan. Pengairan ini diberikan sampai 1 minggu menjelang panen. Air dimasukkan melalui selokan dan tidak lama menggenang, karena kacang hijau tidak tahan terhadap genangan air. dalam masa pertama pertumbuhannya pengaturan kelembaban tanah adalah penting.
6.    Pemupukan
Biasanya tanaman kacang-kacangan tidak tanggap terhadap pemupukan N sebab kacang-kacangan pada umumnya dapat mengikat N dari udara bebas dengan menggunakan bintil akar. Sebaiknya pemupuikan diberikan pada saat tanam mengingat umur kacang hijau yang relatif pendek.

E.    Hama-Hama Kacang Hijau

1.       Lalat bibit kacang ophiom yia phaseoli tryon
            Gejala serangan mula-mula terlihat bercak-bercak pada keping biji atau pada daun pertama yaitu tempat telur diletakkan dan selanjutnya akan terlihat adanya liang korok, saat keping biji gugur, larva tetap berada dalam batang dan pada saat larva berada pada pangkal akar daun mulai layu kekuning-kuningan dan akhirnya mati.
2.      Chrysodeixis (plusia) cholcites esp
            Gejala serangan hama ini adalah dengan memakan daun-daun tanaman tua sehingga daun berlubang, serangan yang hebat akan dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul, stadium larva sangat rakus dan kadang-kadang tampak dalam jumlah yang banyak pada tanaman kacang-kacangan.
3.      Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala serangan hama ini adalah larva muda makan secara bergerombol yang akan menyebabkan bagian daun yang tersisa hanya berupa tulang-tulang daun dan epidermis daun bagian atas. Dari jauh tanaman akan tampak keputih-putihan. Pada umumnya larva muda dijumpai pada permukaan daun bagian bawah, larva dewasa dapat pula memakan tulang daun yang masih muda tetapi tidak pada tulang daun, larva juga memakan polong muda.
4.      Agricus canvovuli L.
Gejala serangan hama ini adalah kerusakan berat dan setelah inang terserang biasanya ulat migrasi ke tanaman lain.
5.      Aphis craccivora koch
            Gejala serangan hama ini adalah bagian pucuk tanaman muda atau polong-polong yang terserang mengkerut tidak berkembang yang pada akhirnya mengering dan gugur.
6.      Kepik polong  (Riptortus linearis F.)
            Gejala serangan hama ini adalah polong kempis dan tidak berisi, pada polong sedang dan tua menyebabkan biji menjadi keriput atau bercak-bercak hitam.

F.    Penyakit Pada Kacang Hijau

1.       Penyakit bercak daun cercospora
            Penyebab cercospora carescers, gejalanya timbul bercak yang berwarna coklat muda sampai coklat tua di tepinya sedangkan di tengahnya berwarna abu-abu, bercak berbentuk tidak teratur sampai bulat, ukuran bervariasi tergantung pada jenis isolat jamur dan tanaman inangnya.

2.      Penyakit embun tepung
            Penyebab erysiphe polygani, gejala dapat timbul pada seluruh bagian tanaman kecuali akar, berupa bercak coklat yang tertutup oleh tepung berwarna putih, yang terdiri atas miselium dan spora jamur, bila serangan hebat daun akan menjadi kering dan rontok, polong tidak terbentuk. Jika telah terbentuk pertumbuhan polong terhenti dan akan menghasilkan biji yang kecil.
3.      Penyakit karat
            Penyebab Uromyces sp, gejala mula-mula bercak kecil berwarna terang pada kedua permukaan daun, dalam beberapa hari bercak akan berubah bentuk menjadi bintil-bintil berwarna coklat kemerahan sebesar jarum, bintil tersebut berisi kumpulan uredospora yang terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.
4.      Penyakit mosaik kuning kacang hijau
            Patogen virus yaitu virus mosaik kuning (Bean Yellow Mosaic Virus/BYMV). Gejala umum adalah munculnya gejala berupa luka nekrotis pada daun yang diinokulasi, mosaik sistem distorsi bentuk daun.
5.      Penyakit mosaik kacang hijau
            Patogen Virus yaitu virus mosaik kacang hijau (Muna Mosaic Virus/MMC). Gejala yang muncul pada tanaman kacang hijau adalah kerdil, mosaik sistemik dan belang sistemik.
6.      Penyakit virus belang bangkas kacang hitam
            Patogen virus = Black Grammottle Virus, gejala pada daun tanaman kacang hijau adalah munculnya belang sistemik, tulang daun menjadi kekuningan sistemina, netting atau vein clearing dan distorsi pada bentuk daun.     

G.    Panen

                 Panen dilakukan setelah polong berubah berwarna hitam atau kuning  tergantung masing-masing varietas, untuk menghindari polong pecah pada waktu panen hendaknya pemanenan dilakukan pagi atau sore hari.

H.    Penutup

                        Berdasarkan sifat kacang hijau yang berumur pendek dan tidak banyak memerlukan air selama pertumbuhan, sangat baik untuk dikembangkan pada daerah-daerah yang beriklim kering. Dalam perencanaan pengembangan kacang hijau diperlukan criteria kesesuaian lahan dan teknologi anjuran budidaya yang sesuai dengan agroekologi setempat, pada lahan sawah pengembangannya adalah ditanah alluvial, andosol, latosol dan grumasol. Prospek pengembangan kacang hijau di Indonesia masih mempunyai peluang yang besar dan tersebar di beberapa propinsi, sedangkan upaya peningkatan produksi kacang hijau di Indonesia dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam, intensifikasi dan diversifikasi. Dalam kegiatan perluasan areal tanaman kacang hijau di Indonesia perlu ditetapkan prioritas tipe lahan yang akan dikembangkan . 



DAFTAR PUSTAKA



            Sumarno. 1992. Kacang Hijau. Departemen Pertanian. Jakarta.
            Puslitbangtan. 1991. Varietas Unggul Tanaman Pangan. Bogor


Terima Kasih Kepada google.com , google.co.id , Bing , Yahoo
from pemuda tani http://debbyeka.blogspot.com/2017/09/budidaya-tanaman-kacang-hijau-vigna.html
Terima Kasih Telah membaca BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) pada blog kami Bangsa Jurnal , semoga bermanfaat bagi kita semua


Top