Kamis, 07 Agustus 2014

MODEL PEMBANGUNAN NEOKLASIK

Model Neoklasik tanpa perkembangan teknologi kurang relalistis untuk membuat analisis, supaya lebih realistis maka ditambahkan faktor perkembangan teknologi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan. Cara yang paling umum adalah memasukkan perkembangan teknologi sebagai elemen dalam fungsi produksi. Modal dan tenaga kerja diasumsikan dapat mengambil keuntungan dari adanya perkembangan teknologi. Fungsi produksi yang baru menjadi :
Y = f A K L
dengan A adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dapat dikatakan tidak melekat dalam model karena tidak tergantung dari masukan modal dan tenaga kerja. Jika diasumsikan perkembangan teknologi meningkat secara halus sepanjang waktu (tingkat pertumbuhan tetap), maka fungsi produksi Cobb-Douglas menjadi :
t Y = Ae K L
dengan g adalah pertumbuhan dari perkembangan teknologi per periode waktu t. Representasi
ini merupakan penyederhanaan dengan mengabaikan kemungkinan terjadi perkembangan teknologi melalui investasi. Sebagai tambahan, tenaga kerja dapat juga menjadi lebih terampil sehingga dapat menaikkan efisiensi dan dalam kasus ini (seperti juga modal) dianggap bersifat tidak homogen. Asumsi lain yang digunakan model ini adalah sistem perekonomian berdasarkan pasar berkompetisi sempurna dengan faktor harga yang fleksibel serta sumber daya pada kesempatan kerja penuh.
Berdasarkan model pertumbuhan Neoklasik dengan perkembangan teknologi member landasan yang cukup untuk menunjukkan adanya faktor yang berperan dalam menjelaskan perbedaan pertumbuhan regional. Dengan mengubah Persamaan 5 ke dalam model pertumbuhan regional maka akan terlihat bahwa perbedaan dapat terjadi karena :
1.      Perbedaan perkembangan teknologi antar wilayah.
2.      Pertumbuhan stok modal yang mungkin berlainan antar wilayah.
3.      Pertumbuhan tenaga kerja dapat juga berlainan antar wilayah.
Pengaruh perkembangan teknologi, pertumbuhan stok modal, dan tenaga kerja dalam menentukan perbedaan pertumbuhan regional telah diselidiki oleh Hulten dan Schwab pada tahun 1984 untuk 9 wilayah di Amerika Serikat (Armstrong and Taylor, 1993). Hulten dan Schwab menghitung pertumbuhan pendapatan di sektor manufaktur dengan tiga faktor utama, yaitu : pertumbuhan tenaga kerja, pertumbuhan stok modal, dan komponen residual yang menyatakan perkembangan teknologi. Perlu dicatat bahwa komponen residual tidak harus diartikan sebagai perkembangan teknologi semata, sebab interpretasi yang demikian akan menganggap bahwa tidak ada perkembangan teknologi yang melekat pada modal dan tenaga kerja sepanjang waktu studi.
Salah satu temuan penting dari studi Hulten dan Schwab adalah di wilayah jalur matahari (sunbelt) mempunyai tingkat pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat dari pada di wilayah jalur salju (snowbelt) dan tidak ada perbedaan pertumbuhan produktivitas di antara wilayah tersebut. Hasil lainnya menunjukkan bahwa perbedaan pertumbuhan di wilayah Amerika Serikat terutama disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan tenaga kerja dan lebih jauh lagi oleh perbedaan pertumbuhan stok modal.
Internal marketing (IM) pada mulanya dikemukakan sebagai suatu pendekatan bagi manajemen jasa yang berupa penanaman konsep pemasarantradisional dan bauran pemasaran pada semua karyawan sebagai pelanggan dalam organisasi sehingga karyawan bisa meningkatkan efektivitas perusahaan dengan meningkatkan hubungan pasar internal. IM diyakini dapat meningkatkan motivasi semua anggota organisasi untuk melihat peran mereka sendiri dan memperhatikan apa yang dikehendaki konsumen dengan cara berorientasi pada pelayanan.
Orientasi pada pelanggan menuntut diterapkannya paradigma "kepuasan pelanggan untuk menghasilkan laba", sehingga pelanggan menjadi manajer suplai jasa, suatu bentuk manajemen partisipatif. IM harus dipandang sebagai suatu teknik manajemen bagi tumbuhnya motivasi dan dukungan, bukan sebagai program atau kampanye jangka pendek untuk menarik perhatian pelanggan. Pembentukan orientasi marketing bertujuan untuk menciptakan lingkungan internal yang fleksibel dan responsif, yang memelihara nilai-nilai dan perilaku yang baik, yang mencerminkan tujuan-tujuan organisasi dan sinerginya dengan pasar.

Walker dan Ruekert (1987) dalam Varey (?) menyimpulkan bahwa marketer dapat memiliki peran yang berlainan di berbagai bagian dalam organisasi, yang harus selalu responsif terhadap pelanggan, tapi tidak harus selalu tergantung pada piranti-piranti pemasaran seperti iklan. IM bertujuan untuk menciptakan manajemen yang berorientasi pasar, yang dalam hal ini marketing bukanlah suatu fungsi melainkan sebagai suatu cara untuk melakukan bisnis.


Top