Kamis, 07 Agustus 2014

EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

Secara konseptual, proses perencanaan partisipatif yang dimulai dari Musbangkel sampai dengan Rakorbang Kota ini mudah untuk dituliskan, namun kenyataan di tingkat praktek masih menyisakan banyak masalah. Proses penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat tidak selalu berjalan mulus, dan tidak setiap kebutuhan masyarakat dapat terakomodasikan dengan baik. Kalaupun aspirasi dan kebutuhan masyarakat dapat ditampung dengan baik, namun belum tentu dapat direalisasikan dalam kegiatan pembangunan. Disamping itu masih banyak lagi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Musbangkel dan Diskusi UDKP ini, baik menyangkut waktu pelaksanaan, produk yang dihasilkan, kualitas kerja maupun kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan Musbangkel dan Diskusi UDKP ini. Artinya bahwa efektif atau tidaknya pelaksanaan Musbang dan UDKP sangat bergantung pada ketersediaan factor-faktor diatas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kota Bandung, pelaksanaan Musbangkel dan Diskusi UDKP sebagai forum penyusunan Rencana Pembangunan, belum efektif. Belum efketif nya pelaksanaan Musbang dan UDKP ini dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu :
1. Satuan Waktu
Pelaksanaan Musbang dan UDKP belum terjadwal dengan baik, ketidak tepatan penyelenggaraan Musbang dan UDKP ini sebagian besar disebabkan oleh faktor antara lain tidak adanya informasi dari penyelenggara. Penyelenggaran Musbang dan UDKP dilaksanakan dalam durasi 1 – 2 jam, hal ini menunjukan bahwa masyarakat memiliki keterbatasan waktu untuk mengingatnya.
2. Satuan Hasil
Dari segi hasil, pelaksanaan Musbang dan UDKP sebenarnya dirasakan oleh masyarakat masih mampu menampung aspirasi masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa penyelenggaraan Musbang dan UDKP dapat memberikan kesempatan yang
sama kepada semua peserta untuk menyampaikan aspirasinya.
3. Kualitas Kerja
Penyelenggaraan Musbang dan UDKP belum didukung oleh sarana dan prasarana yang representative. Akibatnya penyelenggaraan Musbang belum berjalan secara optimal dan menghasilkan RTP Kelurahan / Kecamatan yang sesuai dengan harapan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Musbang dan UDKP bersifat fisik dan non fisik. Kebutuhan akan tempat, alat tulis (meja, papan tulis) adalah kebutuhan yang masih dikeluhkan oleh peserta Musbang, sementara pada pelaksanaan UDKP kebutuhan sudah lebih terfokus kepada kebutuhan yang bersifat non fisik, seperti informasi mengenai kegiatan penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung, yang meliputi; Alokasi Dana, Peruntukan Dana, Arah dan
Kebijakan Pembangunan Kota Bandung, Penyusunan Kepanitiaan Penyelenggara UDKP, hal tersebut menjadi factor yang dianggap penting oleh responden sehingga UDKP dapat terseelnggara dengan baik. Baik peserta Musbang dan UDKP memerlukan adanya formulir / Daftar Isian yang dapat menjaring usulan / aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas penyelenggaraan Musbang dan UDKP adalah kemampuan peserta, hasil penelitian menunjukan bahwa belum memiliki pengetahuan yang memadai, sehingga masih awam dengan mekanisme perencanaan pembangunan.
4. Kepuasan Masyarakat
Karena berbagai kendala sebagaimana disebutkan diatas, maka penyelenggaraan Musbang dan UDKP masih banyak dirasakan belum memberikan kepuasan kepada masyarakat. Selama ini forum Musbang dan UDKP, yang merupakan forum formula yang ditentukan dan telah dijadwalkan oleh Pemerintah sebagai forum perencanaan pembangunan di tingkat Kelurahan dan Kecamatan lebih berperan sebagai forum penampung aspirasi masyarakat dan tidak memiliki bargaining position yang kuat sebagai forum yang dijadikan sebagai dasar bagi Pemerintah Kota
dalam melaksanakan Pembangunan. Akibatnya, penyelenggaraan Musbang dan UDKP menjadi forum yangbelum diminati oleh masyarakat. Masyarakat umum kurang antusias dengan penyelenggaraan Musbang dan UDKP itu sendiri. Rendahnya persentase masyarakat yang mengharapkan penyelenggaraan Musbang menjadi indikator bahwa penyelenggaraan Musbang belum cukup manfaat bagi masyarakat. Harapan masyarakat terhadap hasil dari Musbang dan UDKP bahwa hal yang disepakati dalam pelaksanaan Musbang dan UDKP hendaknya dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pembangunan di Daerah. Realitas dari belum efektifnya penyelenggaraan Musbang dan UDKP pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor penjaringan aspirasi, dinamika pelaksanaan, penentuan arah dan kebijakan serta strategi dan prioritas yang diambil. Keempat faktor tersebut secara sistematik saling berpengaruh, walaupun tingkat korelasinya menunjukan perbedaan.
1) . Penjaringan Aspirasi
efektivitas pelaksanaan Musbang dan UDKP dipengaruhi oleh sejauh mana proses penjaringan Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden (87%) yang menyatakan bahwa penyelenggaraan Musbang dan UDKP tidak menggunakan metode apapun. Oleh karena itu
apabila selama ini hasil Musbang dikatakan sebagai daftar keinginan saja, hal itu dapat dipahami karena memang pelaksanaan Musbang dan UDKP tidak dilaksanakan dalam prosedur yang seharusnya dilakukan dalam sebuah forum perencanaan pembangunan.
2) . Dinamika Pelaksanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ternyata menunjukan bahwa sebagian peserta Musbang dan UDKP belum mengetahui tujuan penyelenggaraan Musbang dan UDKP. Oelh karena itu tidak mengherankan apabila selama ini masih ada anggapan bahwa penyelenggaraan Musbang dan UDKP masih belum memenuhi harapan masyarakat maupun user dari Dinas / Instansi terkait. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemandu Musbang dan UDKP belum memiliki kemampuan yang memadai.
3). Penentuan Arah dan Kebijakan
Dilihat dari cakupan komponen pelayanan, berdasarkan penelitian dari Rencana Pemabngunan Tahunan Kelurahan dan Kecamatan, diketahui bahwa mayoritas usulan masyarakat berupa pembangunan fisik, sementara untuk dua bidang yang lain mempunyai presentase yang sangat kecil. Faktor lain yang dikaji, adalah pencapaian kinerja/ukuran keberhasilan dari pelaksanaan Musbang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas masyarakat berpendapat bahwa ukuran keberhasilan Musbang dan UDKP terletak pada tataran pelaksanaan
pembangunan secara nyata. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa pelaksanaan Musbang dan
UDKP belum terintegrasi dengan kajian perencanaan pembangunan secara umum.
4). Strategi dan Prioritas

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kebutuhan masyarakat yang sudah disampaikan melalui Musbang dan UDKP masih belum sepenuhnya dijadikan sebagai dasar dalam penentuan prioritas kegiatan pembangunan Indikator yang lain adalah tingkat kerjasama antara masyarakat – pemerintah, hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada kerjasama yang optimal diantara masyarakat – pemerintah dalam penyelenggaraan Musbang dan UDKP. Faktor lain yang dikaji adalah pengaruh perubahan system penyelenggaraan Pemerintah melalui pelaksanaan UU No. 22 / 1999 terhadap partisipasi masyarakat pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat, sebanyak 61 orang (63,5 %) masih ragu-ragu dengan implementasi otonomi daerah Dengan demikian sebenarnya masih terlihat bahwa otonomidaerah belum sepenuhnya memberi perubahan yang berdasar dalampenyelenggaraan otonomi daerah. Semangat otonomi dari yang lebih menekankan pada factor keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas belum sepenuhnya dapat dipraktekan dalam penyelenggaraan Musbang dan UDKP.


Top