1. Faktor Sosiologis
Dalam segmentasi pasar, antara lain ingin diketahui keinginan masing-masing pasar, yaitu segi sosial dan ekonomi , di samping perubahan faktor-faktor sosiologis yang mempengaruhi perilaku konsumen (pola pembelian konsumen ). Faktor-faktor sosiologis tersebut antara lain :
a. Faktor Demografi.
Demografi merupakan salah satu faktor sosiologis seperti umur, jenis kelamin, penghasilan, tempat tinggal dan pekerjaan. Bagi produsen barang konsumsi, faktor ini digunakan sebagai alat segmentasi pasar. Faktor demografi ini, biasanya digunakan untuk memilih calon pembeli baru yang potensial, namun dapat pula digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen bagaimana membeli. Membeli dapat direncanakan dapat pula tidak direncanakan.
b. Faktor Perubahan Dalam Kebiasaan Membeli.
Pada tingkat eceran, perilaku pembelian telah berubah dari waktu ke waktu. Umumnya wanita mempunyai suara yang lebih dominan dalam mengambil keputusan untuk membeli barang konsumsi kebutuhan rumah tangga. Kenaikan jumlah wanita yang bekerja, baik sudah menikah maupun belum, akan meningkatkan pula kekuatan ekonomi mereka.
Penghasilan merupakan faktor penentu dalam perilaku pembelian, dan penghasilan kedua ( sambilan ) dalam sebuah rumah tangga sering digunakan untuk membeli barang-barang yang dianggap lebih mahal. Bahkan cara pembelian barang-barang semacam ini telah berubah. Biasanya barang-barang mewah dibeli dengan perencanan dan pertimbangan yang matang dan sering harus menabung lebih dahulu.
Semakin banyak orang yang menganggap bahwa pembelian tersebut merupakan bagian dari standar kehidupan yang mereka harapkan, maka pembelian ini akan menjadi semakin informal dan semakin sering dilakukan tanpa perencanaan.
c. Faktor Pentingnya Kesan Sosial.
Faktor sosiologis juga mempengaruhi perusahaan-perusahaan dalam pembeliannya. Mereka mempunyai keinginan agar keberhasilan yang dicapai juga terlihat dalam penampilannya, sebagai contoh perabot rumah tangganya, dekorasinya dan sebagainya. Kegiatan karyawan pada posisi tertentu, seperti manajer, akan memerlukan barang-barang tertentu yang harus dibeli oleh perusahaan.. Barang-barang yang dibeli kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan prestise perusahaan, sebagai contoh : mobil, A.C., dan sebagainya.
d. Faktor Kelompok Referensi.
Kelompok ini terdiri atas orang-orang yang mempunyai pandangan tertentu tentang bagaimana harus bertindak dalam suatu keadaan. Mereka sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam perilakunya. Termasuk kelompok ini antara lain : serikat buruh, klub olah raga, lingkungan tetangga dan sebagainya. Interaksi mereka sering dilakukan secara individual sehingga seseorang mudah terpengaruh oleh orang lain untuk membeli sesuatu. Selain kelompok referensi tersebut masih ada kelompok lain yang besar pengaruhnya terhadap perilaku pembelian, seperti keluarga, golongan atas dan klas sosial lainnya.
2. Faktor Psikologis
Teori psikologis dapat memberikan pengetahuan yang penting tentang alasan-alasan menyangkut perilaku pembelian sesorang. Banyak orang yang tidak puas dengan situasi yang ada, atau jika mereka puas, kepuasan itu hanya bersifat sementara. Banyak juga orang yang ingin membeli barang-barang yang lebih besar, lebih bagus, lebih antik atau lebih mewah tanpa memperhatikan posisinya.
Sekarang hidup dalam suasana masyarakat yang membuktikan bahwa nilai pemilikan itu mencerminkan keberhasilan secara material. Kondisi psikologis seseorang yang bersifat sementara, juga dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli. Orang yang sedang marah, dapat memutuskan untuk tidak membeli atau dapat terjadi sebaliknya. Demikian juga kondisi orang yang sedang dalam kegembiraan maupun dalam kondisi kesusahan, ataupun kondisi psikologis lainnya, suatu saat dapat mendorong untuk mengambil keputusan membeli, di sisi lain dapat memutuskan untuk tidak membeli.
3. Pengaruh Kepribadian Dalam Pembelian.
Beberapa teori tentang kepribadian yang dapat diterapkan ke dalam proses pembelian dan penjualan. Kepribaian , diartikan sebagai serangkaian sikap dan kepercayaan seseorang yang dicerminkan dalam perilaku. Masih terjadi perbedaan pendapat dari berbagai pihak tentang definisi kepribadian, senagai sekedar pegangan dapat diberikan batasan sebagai berikut : “Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku”.
Pengaruh sifat kepribadian konsumen terhadap pandangan dan perilaku pembeliannya adalah sangat umum. Untuk mempelajari kepribadian seseorang, dapat menggunakan teori psikoanalitis yang dikemukan oleh Sigmund Freud.
Dalam teori psikoanalitis yang merupakan bagian dari teori psikologis, ia menyatakan bahwa tingkah laku itu dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Jadi, teori ini menyangkut kepribadian seseorang. Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah sekali menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik. Namun tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik, dapat pula terjadi hal sebaliknya.
Menurut corak perilakunya orang dapat digolongkan ke dalam extrovert dan introvert.Pandangan antara orang yang satu dengan yang lain berbeda atas sebuah perilaku. Yang satu memandang sebagai sangat extrovert, yang satunya melihat agak extrovert, yang lain mengatakan kurang extrovert, dan sebagainya.Hal ini tergantung situasi dan kondisi ke dua belah pihak. Pada orang yang introvert, maka keputusan-keputusan yang diambil lamban dan mungkin kurang menyenangkan.
Praktek penjualan harus jelas. Penjual akan menghadapi ke dua macam orang-orang tersebut, extrovert dan introvert dalam tingkatan yang berbeda. Penampilan seseorang apakah ia termasuk golongan extrovert atau introvert dapat dilihat dari beberapa faktor : Kepribadiannya, Keadaan yang ada dan Kepribadian orang-orang yang berhubungan dengannya.
Situasi yang ada pada seseorang dalam suatu lingkungan penjualan dapat dikendalikan dalam beberapa tingkatan. Kepribadian harus fleksibel tetapi terkontrol. Faktor utama untuk berhasilnya penjualan disebabkan oleh kemampuan penjual untuk menyesuaikan kepribadiannya dengan pembeli yang dihadapi. Seorang langganan/pembeli yang masuk golongan extrovert akan sangat sesuai jika berhubungan dengan seorang penjual yang penurut, tetapi pandai mengarahkan pembeli kepada keputusan yang positif.
4. Pengaruh Konsep Diri Dalam Pembelian.
Para psikolog telah mengembangkan beberapa teori untuk memahami kepribadian. Salah satu teori adalah teori konsep diri. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain. Oleh karena itu konsep diri dapat menentukan perilaku pembeli.
Konsep diri dapat dibedakan ke dalam dua macam , yaitu : Konsep diri yang nyata dan Konsep diri yang ideal, cara yang dicita-citakan untuk melihat dirinya sendiri. Beberapa psikolog lain menggolongkan menjadi empat macam, yaitu :
a. Konsep diri yang nyata.
b. Konsep diri lain
c. Konsep diri ideal.
d. Konsep diri lain ideal.
Setiap orang pasti mempunyai suatu tujuan dalam perilakunya, meskipun tidak disadari. Dalam keadaan tertentu, kita dapat menentukan tujuan tersebut, apabila mengetahui tentang konsep diri seseorang. Biasanya, konsep diri seseorang hanya dinyatakan dengan suatu tujuan saja dan tidak mengatakan mengapa konsep diri tersebut ada. Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan adanya pandangan yang berbeda terhadap usaha-usaha pemasaran perusahaan.
Terima Kasih Kepada google.com , google.co.id , Bing , Yahoo
from pemuda tani http://debbyeka.blogspot.com/2017/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_30.html
Terima Kasih Telah membaca FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN pada blog kami Bangsa Jurnal , semoga bermanfaat bagi kita semua