Permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia pada umunya dan Kota Malang pada khususnya
adalah masih seputar besarnya angkatan kerja dan sempitnya lapangan pekerjaan
yang tersedia dan hal itu masih diperparah oleh relatif rendahnya kualitas
sumber daya manusia sehingga pada akhirnya menyebabkan relatif tingginya angka
pengangguran. Sehingga sektor industri khususnya sektor industri rokok sigaret
kretek tangan diharapkan dapat memecahkan permasalahan ketenagakerjaan tersebut,
serta sekaligus diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan
pemerintah
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Dengan
menggunakan metode ini dan berdasarkan data-data yang diperoleh melalui metode purposive
random sampling terhadap 29 pabrik rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang
diambil sebagai sampel selama lima tahun pengamatan dari tahun 1996-2000 serta
informasi-informasi yang diperoleh diharapkan dapat lebih mudah menguraikan dan
menggambarkan dengan jelas kondisi industri rokok, khususnya industri rokok
sigaret kretek tangan yang sesungguhnya. Selanjutnya hal tersebut akan
dianalisa dengan menggunakan konsep elastisitas baik di pasar barang maupun di
pasar faktor produksi.
Dari hasil penelitian
yang diperoleh memperlihatkan bahwa terdapat surplus pendapatan cukai serta
kecenderungan peningkatan produksi rokok SKT selama masa pengamatan meskipun
diiringi oleh kenaikan harga rokok, sehingga dari hasil analisa maka rokok
dapat digolongkan sebagai barang giffen. Sementara itu dengan adanya surplus
permintaan pasar tersebut akhirnya berdampak pada semakin bertambahnya
permintaan pabrik rokok terhadap tenaga kerja bagian produksi. Sehingga
permintaan industri rokok terhadap tenaga kerja produksi memiliki pola yang
sama dengan permintaan konsumen terhadap komoditas rokok.
Dari hasil analisa
tersebut didapat suatu kesimpulan bahwa meskipun industri pengolahan pada
umumnya dan industri SKT pada khususnya terbukti dapat menyerap tenaga kerja
dalam jumlah relatif besar serta mampu memberi kontribusi yang cukup besar bagi
PDRB kota Malang namun dengan segala peraturan pemerintah yang tidak kondusif
dirasa memberatkan industri rokok sigaret kretek tangan khususnya untuk
industri skala usaha menengah dan kecil. Disisi yang lain, terdapat adanya
tingkat upah yang relatif rendah bagi pekerja produksi rokok SKT serta
terjadinya kesenjangan tingkat upah yang relatif besar antara pekerja pabrik
rokok skala besar dengan skala menengah dan kecil, sementara dengan sistem
pengupahan borongan menjadikan menjadikan output setiap pekerja dalam
menghasilkan rokok mempunyai hubungan positif dengan tingkat upah.
Sehingga
dari hasil analisa diatas disarankan agar pemerintah melalui instansi terkait
mampu menciptakan iklim yang kondusif serta dapat melakukan pembinaan yang
berkelanjutan guna perkembangan sektor ini kedepan dalam menghadapi era
perdagangan bebas. Selain itu bagi pihak pabrik rokok, dalam rangka
meningkatkan tingkat efisiensi produksi maka perusahaan hendaknya dapat
melakukan usaha antara lain dengan melakukan peningkatan tingkat upah pekerja,
perbaikan lingkungan kerja serta meningkatkan kualitas hubungan industri antara
para pekerja dengan pihak pengusaha maupun dengan pihak manajemen perusahaan