Menurut
Salim (2002:198) Kebiasaan adalah hal yang biasadilakukan. Sesuatu yang
dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang akan menjadi ciri- ciri dari
seseorang. Oleh karena itu kebiasaan seseorang cenderung bersifat relatif tetap
dan sulit untuk diubah. Dari pengertian di atas kita mendapat gambaran bahwa
kebiasaan belajar merupakan suatu bentuk perilaku yang dilakukan secara
berulang-ulang dan terus-menerus oleh seseorang. Kebiasaan belajar bukan bakat
alamiah yang dibawa sejak lahir melainkan perilaku yang dipelajari secara sadar
atau tidak sadar secara terus menerus. Oleh karena itu siswa diharapkan
membentuk kebiasaan belajar yang baik, sehingga siswa dapat memperoleh prestasi
belajar yang baik.
Gie
dalam Hamid (2008:2) mengemukakan bahwa: “Beberapa cara belajar yang baik
yaitu: Pedoman-pedoman umum dalam belajar, cara mengatur waktu dalam belajar,
cara membaca buku, cara mengikuti pelajaran, cara membuat ringkasan, cara
menghafal pelajaran, dan cara menulis karangan ilmiah”. Seseorang yang belajar
dengan efisien akan memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Jurnal penelitian dari Ahmad Hamid (2003) yang
berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajaar
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UNSYIAH”, hasil penelitian ini menemukan bahwa persamaan garis regresi linear yaitu
v = 0.88 +0.67 X. melihat arah regresi linear
b = 0.67 yang signifikan dan positif, sehingga dapat dinyatakan bahwa
untuk setiap kebiasaan belajar (X) bertambah baik, maka prestasi belajarnya (Y)
akan bertambah baik juga. Besarnya koefisien korelasi antara kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa r = 0.40 adalah korelasi positif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan fisika FKIP Unsyiah
angkatan 2003. Semakin baik kebiasaan belajar yang dilakukan, maka
akan semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sudjiono yang berjudul “Hubungan
Kecerdasan Emosi dan Kebiasaan Belajar dengan
Prestasi Belajar Matematika”, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kebiasaan belajar matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar
matematika dengan koefisien korelasi sebesar 0,475 < 0,01 dengan sumbangan
relatif sebesar 0,226. Penemuan ini
mengandung arti bahwa untuk peningkatan prestasi belajar matematika di SLTP
Negeri Surabaya faktor kebiasaan belajar memegang peran penting dalam membentuk
prestasi belajar matematika yang baik.
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan
belajar di sekolah. Prestasi merupakan harapan semua pihak baik siswa
sendiri, orang tua maupun guru. Prestasi merupakan tolak ukur dari mutu pendidikan.
Prestasi belajar diperlukan dalam pertimbangan untuk naik tidaknya siswa,
kelulusan dan pemilihan siswa berprestasi. Dengan diterapkannya kebiasaan
belajar siswa yang efektif, maka akan memungkinkan untuk
mencapai prestasi belajar yang tinggi.