Minggu, 17 Agustus 2014

Ekonomi Mikro Menengah

Perilaku Produsen | Teori Produksi
Teori Produksi

Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.

Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber atau faktor produksi. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f ( K, L , T , N )
Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L , T , N) yang diproses. Jika salah satu sumberdaya masukan diubah maka keluaran (output) akan berubah
Fungsi produksi berkaitan dengan hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan secara matematis. Fungsi produksi membatasi tercapainya profit maksimum karena terbatasnya teknologi dan pasar yang akan berpengaruh pada biaya produksi, output yang dihasilkan, dan harga jual output. Produsen biasanya dapat melakukan variasi ataupun perubahan dalam penggunaan proporsi input untuk menghasilkan suatu output. Fleksibilitas ini memungkinkan berbagai macam hubungan antara input dan output.
Hubungan antara input dan input, input dan output, serta output dan output yang menjadi karakteristik dari fungsi produksi suatu perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Semakin maju teknologi yang digunakan maka output yang diproduksi semakin meningkat dengan jumlah input tertentu.

Teori Biaya

Konsep Biaya
Konsep biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep biaya yang biasa digunakan secara umum. Konsep ekonomi mengenai biaya lebih konsisten dan tetap.
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan,yang berasal dari prinsip produksi. Para ekonom mendefinisikan biaya produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan dari alternatif produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu. Prinsip ini dikenal dengan nama “opportunity cost principle”.

Jenis-jenis Biaya
1. Berdasarkan fungsinya,
a. Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2. Berdasarkan sifatnya,
a. Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3. Berdasarkan kaitannya dengan jumlah produksi
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.

Selain itu, dalam konsep biaya ada beberapa hal lain yang perlu diketahui adalah tentang biaya total, biaya perunit, dan biaya marginal. Biaya Total ( Total Cost = TC ) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC. Biaya Perunit (Average Cost = AC) Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi.


Isocost dan Isoproduct
Seperti perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan besar biaya yang harus dikeluarkan dan besarnya produk yang bisa dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct.
Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva Indiferent. Sedagkan Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi ( K & L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti dalam budget line. Isocost mempunyai daerah yang feasible.
Suatu perusahaan berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi persinggungan antara Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Fungsi Produksi dibedakan menjadi :
1. Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost.
2. Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost.
Dalam jangka pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return ( Hukum kenaikan yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi terdapat input tetap / Fixed Cost ( artinya produksi masih dalam jangka pendek ) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan:
1. MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return
2. AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return.

Keuntungan Maksimum

Keuntungan Maksimum dalam Pasar Persaingan Sempurna
Melihat keadaan pasar persaingan sempurna, maka bagi seorang produsen dalam mencapai tujuannya yaitu keuntungan maksimum haruslah memperhatikan karakteristik dari pasar persaingan sempurna itu sendiri. Economic Profits atau keuntungan ekonomi merupaka surplus atau kelebihan pendapatan total atas semua biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Termasuk di dalamnya ongkos untuk pembelian sumber-sumber produksi ataupun opportunity cost untuk menggunakan input yang tersedia.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimum, terdapat dua cara untuk menentukannya. Terlebih dahulu yang harus diperhatikan adalah cara yang paling mudah, yaitu dengan melihat pada tingkat atau jumlah produksi yang mana perbedaan di antara hasil penjualan total dan ongkos total adalah yang paling maksimum. Cara yang kedua adalah dengan memperhatikan tingkat produksi dimana tingkat keadaan ongkos marginalnya adalah sama dengan hasil penjualan marginalnya (MC = MR).
Dalam jangka pendek, pemaksimalan untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara. Yang pertama ialah menghitung dan membandingkan hasil penjualan total dengan ongkos total. Keuntungan adalah perbedaan di antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan ongkos total yang dikeluarkan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva ongkos rata-rata dan ongkos marginal di satu pihak, dan hasil penjualan rata-rata dan hasil penjualaln marginal di lain pihak.pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal sama dengan ongkos marginal.


Keuntungan Maksimum dalam Pasar Monopoli
Monopoli terjadi apabila hanya terdapat satu produsen di dalam pasar. Sifat permintaan yang di hadapi oleh Monopoli sangat berbeda dengan yang dihadapi produsen dalam pasar persaingan sempurna. Oleh karenanya permintaan dalam industri adalah juga merupakan permintaan atas produksi dalam perusahaan. Dalam Monopoli, harga selalu lebih tinggi dari hasil penjualan marginal. Pemaksimalan keuntungan Monopoli dapat diuraikan dalam dua pendekatan, yaitu yang pertama adalah melalui pendekatan hasil penjualan total dengan ongkos total. Dan yang kedua melalui pendekatan hasil penjualan marginal dengan ongkos marginal.

Keuntungan Maksimum dalam Pasar Oligopoli
Di dalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, harus diperhatikan terlebih dahulu bagaimana tujuan itu dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak membuat kesepakatan. Dalam membuat analisis perlu disadari bahwa walaupun tidak terdapat kesepakatan, setiap perusahaan dalam pasar saling berkaitan satu sama lainya. Setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi terhadap perusahaan lainya. Apabila implikasi tersebut merugikan perusahaan-perusahaan lainya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.
Ciri yang kental berkaitan dengan perusahaan-perusahaan dalam pasar Oligopoli antara lain ketika dalam pasar Oligopoli penurunan harga dari sesuatu perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain akan menurunkan harga juga, agar mereka tidak kehilangan pelanggan begitu pula yang terjadi apabila perusahaan tersebut mencoba menaikan harga. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada alasan kepada perusahaan-perusahaan lain tersebut untuk merubah tingkat harganya. Perusahaan-Perusahaan tersebut akan memperoleh lebih banyak keuntungan apabila tidak merubah harga.
Dalam pasar Oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan kesepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar untuk mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaanya. Jadi pada saat harga yang berlaku di masyarakat sama seperti pada permulaan penetapan harga, saat itu pula dapat dicapai keuntungan maksimum.

Pasar Input:
Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah satu model pasar yang terdiri dari banyak produsen dan konsumen, produk yang dijual-belikan bersifat homogen, masing-masing produsen bebas keluar masuk pasar, faktor produksi dapat bergerak secara bebas dan masing-masing produsen serta konsumen mempunyai informasi yang lengkap tentang kondisi pasar. (Sudarman, 4:1985)
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efisiensinya. Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.

Penentuan Harga Output dalam Pasar Persaingan Sempurna
Teori ekonomi mikro menyebutkan bahwa pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang ditandai oleh tidak adanya persaingan yang bersifat pribadi (rivalry) di antara perusahaan-perusahaan individu yang ada di dalamnya. Jadi, dengan demikian pengertian persaingan sempurna di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian persaingan di dalam bahasa sehari-hari. Di dalam pengertian bahasa sehari-hari persaingan berarti persaingan antar pribadi (rivalry), sedangkan dalam teori ekonomi persaingan ini berarti tidak adanya sama sekali persaingan langsung antar pribadi (perfect competition).
Menurut pengertian teori ekonomi, yang dimaksud dengan pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki 5 macam ciri-ciri, yaitu:
a. Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli
Dengan adanya banyak penjual dan pembeli di pasar, hal itu mengakibatkan masing-masing penjual hanya menawarkan barang yang relatif sedikit dibandingkan dengan seluruh barang yang ada di pasar. Demikian pula halnya, masing-masing pembeli secara individual juga dapat menguasai pasar. Dalam suasana pasar seperti itu, maka baik penjual maupun pembeli secara individual tidak dapat mempengaruhi harga pasar.

b. Barang yang diperjual-belikan bersifat homogen
Barang yang bersifat homogen artinya sama persis antara yang satu dengan yang lain, baik secara teknis maupun nonteknis. Sehingga, antara barang yang satu dengan yang lain dapat menggantikan secara sempurna di dalam penggunaannya. Dengan demikian berarti konsumen tidak punya sedikitpun alasan untuk lebih memilih barang yang satu terhadap barang yang lainnya. Anggapan tersebut mengandung makna bahwa masing-masing produsen di pasar persaingan sempurna berstatus sebagai “pengambil harga” (price taker).
Kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan adalah berbentuk horizontal sejajar dengan sumbu output. Hal itu berarti bahwa produsen menghadapi kurva permintaan yang elastis sempurna, dimana ia dapat menjual output berapapun pada tingkat harga yang berlaku di pasar. Kurva permintaan tersebut juga merupakan kurva penerimaan rata-rata (average revenue curve) dan juga kurva penerimaan marjinal (marginal revenue curve) bagi produsen.
c. Masing-masing produsen bebas untuk keluar masuk pasar
Dalam pasar persaingan sempurna dianggap tidak ada hambatan bagi produsen untuk keluar masuk pasar. Masing-masing produsen dianggap mempunyai kebebasan untuk menentukan putusan perhitungan ekonominya. Salah satu bentuk hambatan yang dapat menghalangi produsen keluar-masuk pasar adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah, misalnya tarif, subsidi, hak paten, dan lain-lain.
d. Adanya mobilitas faktor produksi secara sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi dianggap bebas untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi, dalam bentuk pasar ini, tenaga kerja dianggap dapat berpindah-pindah pekerjaan sesuai dengan keputusan ekonominya. Dengan kata lain, dalam bentuk pasar persaingan sempurna, pasar tenaga kerja dianggap berstruktur pasar persaingan sempurna.
e. Pembeli dan penjual mempunyai informasi lengkap tentang pasar
Dalam pasar persaingan sempurna dianggap bahwa masing-masing produsen dan konsumen memiliki pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar. Pengetahuan ini meliputi harga, jumlah barang, kualitas barang, dan lain-lain baik yang berlaku saat ini maupun saat yang akan datang, dengan demikian suasana yang seperti ini berarti ketidakpastian tentang suasana pasar untuk masa-masa yang akan datang tidak ada.


Keseimbangan Jangka Pendek
Pembicaraan tentang penentuan tingkat keseimbangan jangka pendek, pada dasarnya ada 2 lingkup yaitu perusahaan (firm) secara individual dan pasar (industry) secara keseluruhan. Agar dapat menentukan tingkat keseimbangan pasar, perlu diturunkan terlebih dahulu kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar ditentukan dengan jalan menjumlahkan secara horisontal seluruh kurva-kurva penawaran yang dimiliki oleh semua perusahaan individual yang ada di pasar tersebut.
Dalam jangka pendek, output yang dihasilkan produsen dapat ditambah atau dikurangi dengan jalan menambah atau mengurangi jumlah input variabel yang digunakan. Jadi, dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat menyesuaikan jumlah outputnya dengan suasana yang terjadi di pasar, sejauh tingkat output yang mungkin dapat dihasilkan dengan peralatan capital (input tetap) yang ada. Perusahaan yang rasional akan menyesuaikan jumlah outputnya sampai ketingkat output yang menghasilkan keuntungan maksimum (kerugian minimum). Apabila seorang produsen telah menghasilkan sejumlah output tertentu dan dari jumlah tersebut ia mendapatkan keuntungan maksimum, maka dikatakan ia berada dalam titik keseimbangan jagka pendek. Dan demikian juga halnya, pasar secara keseluruhan juga cenderung untuk menyesuaikan sampai pada titik keseimbangan jangka pendek (a point of short-run equilibrium).
Penentuan titik keseimbangan produsen pada dasarnya ada dua cara, yaitu melalui pendekatan penerimaan total-pengeluaran total perusahaan dan pendekatan penerimaan marjinal pengeluaran marjinal perusahaan.
a. Pendekatan penerimaan total – pengeluaran total perusahaan
Keuntungan/kerugian adalah selisih antara penerimaan total yang diperoleh dari penjuala output dan pengeluaran total yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, keuntungan maksimum atau kerugian minimum akan terjadi pada tingkat output, dimana selisih antara penerimaan dan pengeluaran produsen mencapai maksimal.
Penentuan titik keseimbangan produsen melalui pendekatan penerimaan-pengeluaran produsen dirasa kurang banyak manfaatnya dipandang dari segi analisa perilaku produsen selanjutnya. Hal itu disebabkan, karena pendekatan penerimaan-pengeluaran produsen tidak dapat menyimpulkan interpretasi analisis lebih jauh perilaku produsen.
b. Pendekatan penerimaan marginal – pengeluaran marginal
Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah perubahan penerimaan total produsen yang diakibatkan oleh perubahan 1 satuan output penjualan. Penerimaan batas produsen pada setiap tingkat penjualan dapat ditentukan dengan jalan membagi perubahan penerimaan total produsen dan perubahan output yang terjual. Secara grafis, penerimaan batas pada setiap tingkat output ditunjukkan oleh lereng (slope) dari kurva penerimaan total.
Melalui pendekatan ini dapat diambil tiga simpulan, yaitu apabila biaya produksi marjinal (MC) lebih kecil dari penerimaan marjinal (MR), maka keuntungan produsen masih belum maksimum, dalam hal ini produsen akan berusaha untuk menambah produksinya. Apabila MC lebih besar dari MR maka akibatnya apabila produsen menambah 1 satuan output akan terjadi pengurangan keuntungannya (menambah kerugiannya), dalam keadaan ini produsen akan mengurangi produksinya. Apabila MC sama dengan MR maka keuntungan produksi sedang berada pada titik maksimum (kerugian produsen akan minimum)

Keseimbangan Jangka Panjang
Sebuah perusahaan dikatakan berada pada keseimbangan jangka panjang apabila telah menyesuaikan skala perusahaan yang dipergunakannya dengan skala perusahaan dimana ongkos produksi rata-rata jangka panjang (LAC) berada pada titik minimum, dan bersinggungan dengan kurva permintaan yang terjadi di pasar. Dalam jangka panjang, perusahaan hanya dimungkinkan untuk menerima sekedar keuntungan normal (normal profit) dalam arti bahwa penerimaan tital hanya cukup untuk membiayai seluruh pengeluarannya. Sebab, seandainya perusahaan memperoleh keuntungan murni (excess profit) akibatnya, perusahaan-berusahaan baru banyak yang tertarik untuk memasuki pasar.

Pasar Monopoli
Monopoli adalah suatu model pasar yang hanya ada satu penjual, output yang dihasilkan produsen bersifat lain daripada yang lain (unique product) dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain untuk memasukinya.

Penentuan Harga Output dalam Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu pasar yang memiliki ciri-ciri:
1. Hanya terdapat satu firma saja dalam industri tersebut, dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
2. Barang yang dihasilkan merupakan barang satu-satunya, dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggatikanya.
3. Tidak ada kemungkinan perusahaan lain masuk ke dalam industri.
4. dapat menguasai penetuan harga. Karena hanya terdapat satu-satunya monopolist di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan.

Hal-hal yang memungkinkan dalam menimbulkan pasar monopoli, pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Produsen memiliki salah satu (beberapa) sumber daya yang penting dan kemudian ia merahasiakannya. Atau produsen memiliki pengetahuan yang lain daripada yang lain (exclusive knowledge) tentang teknik produksi.
b. Produsen mempunyai hak paten untuk output yang ia hasilkan atau proses produksi yang ia selenggarakan.
c. Pemberian ijin khusus oleh pemerintah kepada produsen tertentu untuk mengelola suatu usaha tertentu pula. Atau penetapan pemerintah (tarif) yang maksudnya untuk menghalang-halangi masuknya barang-barang sejenis dari luar negeri.
d. Ukuran pasar begitu kecil untuk dilayani lebih dari satu perusahaan yang mengoperasikan skala perusahaan optimum. Dalam kenyataan, kadang-kadang didapatkan suatu pasar yang hanya mungkin untuk dilayani oleh satu perusahaan saja yang mengoperasikan skala produksi yang optimum, contohnya dalam bidang transportasi, listrik, dan komunikasi. Pasar monopoli yang muncul dengan akibat seperti ini sering disebut dengan monopoli alami (natural monopoly)
e. Produsen mengetrapkan kebijaksanaan limitasi harga (limit pricing policy). Limitasi harga dimaksudkan supaya perusahaan-perusahaan baru tidak ikut memasuki pasar.

Pasar Persaingan Monopolistik

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan dengan model pasar persaingan sempurna atau monopoli relative masih baru. Model ini baru diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 1930-an oleh E. Chamberlin dan Joan Robinson. Model ini dirumuskan atas dasar adanya ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan sempurna yang anggapan-anggapan dasarnya dirasa kurang realistis (seperti anggapan jenis produk yang homogen).
Pasar persaingan monopolistik menurut model Chamberlin didasarkan pada beberapa anggapan dasar, yaitu:
a. Di pasar terdapat banyak penjual dan pembeli.
b. Produk yang dihasilkan produsen bersifat dibedakan (diusahakan mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara produk yang satu dengan yang lain), tetapi diantaranya mempunyai kemampuan untuk saling mengganti cukup besar.
c. Di pasar ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar pasar.
d. Produsen selalu berusaha memaksimalkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Harga-harga faktor produksi dan tingkat teknologi tertentu.
f. Perilaku produsen dianggap tertentu setelah ia mengetahui bentuk permintaan dan ongkos produksi dari usahanya.
g. Jangka panjang dianggap terdiri dari beberapa periode jangka pendek yang identik, yang masing-masing bebas (independent) antara satu dengan yang lain, dalam arti bukan keputusan yang diambil produsen dalam satu periode jangka pendek tertentu tidak mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya untuk periode-periode yang lain. Keputusan optimal yang diambil dalam satu periode tertentu adalah juga keputusan yang optimal bagi periode yang lain.
h. Kurva permintaan dan juga kurva ongkos produksi dianggap sama untuk semua produsen yang ada di kelompok itu. (Anggapan ini tidak muncul pada pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli).


Pasar Oligopoli

Keadaan pasar dimana ada beberapa penjual dengan suatu jenis barang yang memungkinkan di antara penjual tersebut untuk mengadakan kerjasama ataupun saling bergantung ataupun tanpa adanya kerjasama atau saling mempengaruhi. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerjasama secara diam-diam atau secara terang-terangan. Ada 3 faktor yang memungkinkan terjadinya kerjasama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan para produsen jika masing-masing dari produsen tersebut mengurangi tingkat persaingan yang akan membuat mereka bertindak layaknya monopolist.
2. Dengan mengadakan kerjasama, para produsen dapat mengurangi ketidakpastian yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerjasama.
3. Adanya kerjasama antar produsen menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
Bentuk kerjasama yang mungkin sempurna adalah kartel, dimana merupakan organisasi resmi antar produsen dalam suatu industri yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan manajemen dan fungsi produksi individu kedalam asosiasi pusat agar dapat dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.


Top