Kamis, 01 Juli 2010

Learning Environment

Pengertian Lingkungan Belajar yang Efektif
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang di desain atau di bangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka, sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang di harapkan. Dengan mengatur lingkungan belajar, dapat diambil langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara keseluruhan. Jika ditata dengan baik, lingkungan belajar dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan asset yang berharga untuk belajar.

Lingkungan belajar yang tepat, meliputi: (a) ciptakan suasana yang nyaman dan santai, (b) gunakan musik supaya terasa santai,terjaga, dan siap untuk berkonsentrasi, (c) ciptakan dan sesuaikan suasana dengan pelbagai jenis musik, (d) berinteraksilah dengan lingkungan Anda untuk menjadi pelajar yang lebih baik.

Penciptaan Lingkungan Belajar yang Efektif dan Kondusif bagi Pelajar
Pengorganisasian lingkungan belajar yang kondusif dan efektif merupakan keharusan bagi terbanguannya lingkungan belajar. Lingkungan belajar siswa yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan Kampus atau Sekolah
a. Terciptanya disiplin sekolah yang mendorong terbentuknya disiplin belajar
b. Siswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan.
c. Terciptanya rasa nyaman di sekolah untuk belajar. Rasa nyaman ini akan timbul jika segenap komponen pendidikan yang ada memberi pelayanan kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, kebersihan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman.
d. Tersedia buku-buku dan sarana pembelajaran yang lain yang memadai.
e. Keteladanan guru/dosen sebagai masyarakat terpelajar.
f. Kinerja profesional guru/dosen yang terandalkan; mereka mampu memberi sugesti kepada anak didiknya.
g. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan direspon oleh peserta didik secara antusias.
h. Program kurikuler dan ekstra kurikuler menyatu dengan program kurikuler.
i. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara objektif.

2. Lingkungan Rumah
a. Orang tua menjadi masyarakat belajar atau pembaca.
b. Orang tua menemani anaknya belajar, bukan sekedar menyuruh belajar.
c. Ada jadwal belajar bagi peserta didik di rumahnya masing-masing.
d. Orang tua memantau kegiatan belajar anak.
e. Orang tua memantau prestasi belajar anak.
f. Tersedia ruang belajar khusus bagi anak.
g. Buku dan sumber informasi lain menjadi barang konsumsi keluarga.
Dari uraian di atas jelas bahwa kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik harus dibangun secara baik. Karena itu dibutuhkan suatu forum atau sarana yang dapat dengan mudah mempertemukan kedua belah pihak ini dalam rangka mendukung keberhasilan peserta didik.


2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar
Lingkungan mempengaruhi kemampuan konsentrasi pelajar dalam berkonsentrasi untuk menyerap materi pelajaran. Pelajar akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasinya, jika mereka mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi. Jika pelajar dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada saat dan suasana yang tepat. Dengan demikian pelajar dapat menghemat energi.
Coba bayangkan jika seorang pelajar termasuk orang yang suka belajar di tempat yang sepi dan tenang, sementara temannya mengajak belajar di rumahnya sambil memasang musik dengan keras. Mampukah pelajar tersebut berkonsentrasi dengan maksimal?
Faktor lingkungan belajar yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.

a. Suara
Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

b. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan kebutuhan seorang pelajar.

c. Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, seorang pelajar perlu mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.

d. Desain Belajar
Jika seorang pelajar sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi, coba perhatikan, apakah seorang pelajar merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai di lantai? Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuat seorang pelajar lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin dia termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai.

Jika seorang pelajar termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin seorang pelajar lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Lengkapi tempat belajar dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar yang dapat meningkatkan semangat belajarnya. Yang penting, sesuaikan dengan tipe pelajar dan gaya belajarnya, baik tipe informal maupun tipe formal.
Jika telah mengetahui faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Jadi, maksimalkan lingkungan tersebut untuk memaksimalkan konsentrasi belajar dengan menciptakan sebuah lingkungan belajar yang efektif dan kondusif, berikut ini beberapa kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif :

1. Kondisi Fisik Ruangan Belajar
Sebuah lingkungan belajar yang efektif menuntut adanya sebuah ruangan belajar yang kondusif, beberapa hal yang menjadi factor penentu terciptanya kondisi fisik ruang belajar yang baik adalah :
- Temperatur udara
- Pencahayaan
- Sirkulasi udara
- Kondisi meja, bangku dan jendela kelas
- Kebersihan kelas
- Dan keamanan kelas dari faktor-faktor pengganggu.

2. Tata Letak ruang Belajar
Hal ini sangat perlu diperhatikan, ciptakan sebuah kelas yang ideal, atur tata letak kelas dengan memperhatikan beberapa aspek berikut :
- Posisi pengajar yang bisa dilihat oleh para pelajar dari sudut manapun
- Posisi media ajar yang sesuai, dan mudah dilihat oleh para pelajar
- Penataan meja dan kursi, serta pintu masuk kelas.
- Ukuran meja dan kursi yang sesuai, sehingga kelas tidak sesak dan terasa penuh.

3 Aturan Dan Kedisiplinan.
Faktor ini lebih kepada penciptaan suasana belajar yang teratur dan disiplin, seperti :
- Waktu kegiatan belajar dan mengajar yang tepat, ciptakan suasana belajar yang disiplin, seperti masuk kelas tepat waktu, sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sudah tercipta kondisi kelas yang tenang.
- Cara meminta izin ketika hendak keluar dari ruangan kelas, jangan sampai ketika proses belajar berlangsung, banyak siswa yang keluar masuk seenaknya, hal ini tentunya dapat menganggu konsentrasi belajar di ruangan kelas.
- Setiap pelajar mengetahui aturan dan tata cara pelaksanaan proses belajar di kelas.

4. Hubungan antar Pelajar, dan Hubungan antara Pelajar dan Pengajar
Hal ini merupakan faktor yang tidak bisa dikesampingkan, setelah ketiga faktor sebelumnya terpenuhi, maka faktor yang keempat ini adalah sebagai kunci penentu, karena suasana belajar yang efektif dan kondusif tidak bisa tercapai jika tidak ada hubungan baik antar sesama pelajar, juga hubungan baik antara pelajar dan pengajar. Oleh karena itu peranan ini sangat penting, ciptakan sebuah hubungan baik yang menimbulkan rasa kekeluargaan, rasa persaudaraan dan rasa semangat dalam membina hubungan baik di lingkungan belajar.



Top