Jumat, 01 September 2017

MEMBUAT PUPUK PENYUBUR TANAH

Ada keraifan masyarakat di desa yang tumbuh karena adanya pengalaman, salah satunya adalah pemanfaatan tanah bekas tanaman bambu untuk pertanaman. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tanah bekas tanaman bambu dengan tanah biasa terutama pada struktur tanahnya, yang mana pada bekas tanaman bambu struktur tanahnya lebih ringan dan remah. Selain itu tanaman yang ditanam pada tanah tersebut ternyata memiliki pertumbuhan lebih baik dan tahan terhadap serangan penyakit (tanaman lebih sehat). Berdasarkan pada pengalaman petani tersebut maka dilakukan penelitian dan diketahui bahwa penyebab dari suburnya tanah bekas pohon bambu adalah adanya simbiosis dengan mikroba yang bermanfaat.

Berikut akan saya sampaikan cara mengembangkan mikroba yang terdapat pada perakaran pohon bambu dan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan agen hayati. Pupuk yang akan dibuat dinamakan Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR), saya sudah pernah mencobakan pada beberapa tanaman dan hasilnya sangat bagus, bahkan boleh saya katakana bahwa PGPR ini memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan pupuk organik yang biasa dibeli di toko pertanian. PGPR ini merupakan kelompok rizobakteri yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme produksi antibiotik, siderofor, maupun plant growth hormones (hormone pertumbuhan). Proses pembuatan PGPR ini juga sering disebut dengan PBP3T (Pemanfaatan Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman).
aplikasi PGPR pada cabai
perbndingan akar pada aplikasi PGPR
perbandingan pertumbuhan bibit
Melalui pemanfaatan PGPR ini maka akan mendorong terwujudnya pengelolaan organism pengganggu tanaman (OPT) secara ramah lingkungan, karena dengan memanfaatkan organism yang bermanfaat bagi kesuburan tanah maka akan mampu menekan OPT sasaran, tidak mencemari lingkungan dan produk yang dipanen, dan tidak mengganggu keseimbangan alamiah(natural balance). Dalam penanggulangan OPT secara ramah lingkungan yang menuju pertanian organik berkelanjutan, penting untuk diketahui terlebih dahulu melalui pengamatan langsung di lapang tentang gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan serta mencari penyebab serangan dan kerusakan tersebut. Setelah diketahui penyebab serangannya maka langkah selanjutnya adalah mempelajari cara hidup OPT tersebut, sumber OPT dan cara penularannya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT. Agar dapat diambil langkah pencegahan dan pengendalian secara tepat.
Selain melalui pengamatan di lapang ada tidaknya serangan hama dan penyakit, perlu untuk diketahui bahwa kunci keberhasilan suatu usahatani atau budidaya tanaman pertanian adalah menjaga tanaman tetap dalam kondisi sehat sehingga terhindar dari serangan hama dan penyakit. Syarat-syarat agar tanaman dapat tumbuh sehat antara lain :

1.    Ditanam pada tempat yang cukup cahayanya
Tanaman membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosinteis, cahaya yang dibutuhkan adalah dalam takaran cukup. Cukup disini diartikan bahwa setiap tanaman membutuhkan cahaya matahari berbeda-beda dalam pertumbuhannya, misalkan tanaman sayuran yang diambil daunnya seperti sawi maka kebutuhan akan cahaya matahari lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang diambil biji atau buahnya misalkan cabai.
2.    Ditanam pada tempat yang cukup airnya
Kekurangan air akan menghambat perumbuhan tanaman, tanaman menjadi layu bahkan bisa mati. Sama halnyadengan kelebihan air yang menyebabkan terganggunya perakaran tanaman, bisa menyebabkan ketidak mampuan tanaman menyerap unsure hara secara maksimal dan serangan penyakit seperti jamur.
3.    Ditanam pada tempat yang cukup unsurharanya
Tanaman membutuhkan unsure hara untuk mendukung pertumbuhannya, tanah yang miskin unsure hara tidak akan mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Maka kebutuhan unsure hara baik itu makro maupun mikro harus tercukupi dengan melakukan pemupukan tepat dosis dan seimbang.
4.    Ditanam pada tempat yang suhunya dapat ditolerir oleh tanaman tersebut
5.    Ditanam pada saat yang tepat yaitu pada saat kondisi lingkungan kurang sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit tanaman tersebut
6.    Menggunakan benih yang sehat

PERAN PBP3T/PGPR
o    Menekan perkembangan penyakit (Bioprotectant)
1.    Induksi ketahanan secara sistemik (hama dan patogen)
2.    Produksi siderofor dan antibiotik (patogen perakaran)
3.    Kompetisi nutrisi (patogen perakaran)
o    Memproduksi fitohormon (Biostimulant)
1.    IAA (Indole Acetic Acid)
2.    Sitokinin
3.    Giberellin
4.    Penghambat produksi etilen
o    Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer)

 

CARA PEMBUATAN PBP3T (PGPR)
Penyiapan Bakteri

o    Bakteri dapat diperoleh sendiri dari alam, misalkan dengan cara:
1.    Cari rumput liar atau rumput gajah yang sehat, atau seresah di bawah rumpun bambu
2.    Cabut dan rontokkan tanah di akar, tetapi jangan bersih betul
3.    Potong akarnya dan rendam dalam air masak yang sudah didinginkan selama 2-4 hari
4.    Air rendaman dapat digunakan sebagai bahan sumber bakteri

mencari akar bambu sebagai sumber bakteri
merendam akar

Penyiapan Media Tumbuh
o    Bahan: Air bersih 20 liter + terasi tanpa bahan pengawet 100 gram + katul 0,5 kg atau leri 1 liter + gula 200 gram + kapur mati/enjet 1 sendok teh
o    Cara:
1.    Panaskan air hingga mendidih
2.    Masukan bahan satu persatu dan aduk hingga merata
3.    Setelah masak, dinginkan sampai suhu larutan sama dengan suhu kamar
4.    Saring untuk mendapatkan larutan yang siap digunakan sebagai media tumbuh
5.    Masukkan bahan sumber bakteri ke dalam larutan media tumbuh bakteri: masukan 2-5 gelas air rendaman per 20 liter media
6.    Aduk hingga merata
7.    Lakukan pengadukan setiap hari, atau gunakan aerator
8.    Tunggu antara 5-7 hari, PBP3T siap digunakan dengan tanda munculnya bau masam/harum seperti tapai & cairan lebih keruh 

mencampur bahan dalam drum
campuran bahan yang sudah dingin kemudian diberi bakteri dari akar bambu

 


PENGGUNAAN PBP3T
Tanaman Cabai: 3 x aplikasi (tergantung situasi)

o    Perendaman benih:
1.    Campurkan 3 – 4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air masak, aduk hingga merata
2.    Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih
3.    Rendam benih selama semalam (10 – 12 jam)
4.    Angkat benih dan angin-anginkan di tempat teduh
5.    Benih siap disemaikan
o    Penyiraman persemaian (1 minggu sebelum ditanam)
1.    Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air,
aduk hingga rata
2.    Siramkan dengan gembor ke persemaian
o    Penyiraman pertanaman (1 bulan setelah tanam)
1.    Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata
2.    Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar tajuk

Perlakuan Benih/bibit, konsentrasi 3-4 sendok makan/gelas air
Bawang Merah  :   Sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan
Mentimun   :  direndam selama 2 – 3 jam
Tomat   :  direndam selama 3 – 4 jam
Kacang panjang  :   direndam selama 1 jam
Padi   :  direndam selam semalam ( 10 – 12 jam)


Penyiraman tanah di sekeliling batang tanaman, konsentrasi 1 gelas per 20 liter air
Bawang Merah :    Perlakuan 14 HST dan 40 HST
Mentimun   :  Perlakuan 21 HST dan 45 HST
Tomat    : 7 hari sebelum pindah tanam dan 45 HST
Kacang panjang  :   21 HST dan 45 HST
Padi   :  7 hari sebelum pindah tanam dan 40 HST


Terima Kasih Kepada google.com , google.co.id , Bing , Yahoo
from pemuda tani http://debbyeka.blogspot.com/2017/09/membuat-pupuk-penyubur-tanah.html
Terima Kasih Telah membaca MEMBUAT PUPUK PENYUBUR TANAH pada blog kami Bangsa Jurnal , semoga bermanfaat bagi kita semua


Top