Jumat, 19 Agustus 2016

Kualitas Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) masih rendah


petugas penyuluh koperasi lapangan
Kementerian Koperasi dan UKM menganggap kualitas Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) masih rendah sehingga perlu ditingkatkan sebagai upaya merevitalisasi dan meningkatkan daya saing koperasi Indonesia.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS mengatakan kualitas PPKL menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi upaya merevitalisasi dan meningkatkan daya saing koperasi di Indonesia.
"Untuk kepentingan itu, kami memberikan pelatihan PPKL di beberapa provinsi salah satunya di Lampung sebagai provinsi dengan jumlah koperasi yang terus berkembang," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Prakoso menegaskan, PPKL mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM pengelola koperasi yang mayoritas masih sangat rendah.
"SDM pengelola koperasi yang belum berkualitas baik menyebabkan pengelolaan koperasi seringkali tidak sesuai dengan nilai, identitas, dan jati diri koperasi," katanya.
Prakoso menuturkan, dampak lebih jauh adalah semakin memburuknya citra koperasi di tengah masyarakat, karena banyak koperasi tidak aktif dengan legalitas yang tidak memadai, terlilit persoalan hukum, bahkan pengurus, anggota, akte serta alamatnya sulit untuk diidentifikasi.
"Sejalan dengan program kementerian koperasi dan UKM dalam rangka revitalisasi koperasi PPKL sangat diperlukan untuk mengidentifikasi koperasi melalui pendataan ulang terhadap koperasi aktif maupun tidak aktif," katanya.
Prakoso menilai tugas PPKL tergolong berat karena dituntut mampu untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada pengelola dan anggota koperasi terkait prinsip dan jati diri koperasi yang benar.
"Pelatihan ini merupakan pelatihan terakhir untuk perkoperasian pada 2016 dengan anggaran APBN," katanya.
Dirinya menyayangkan keterbatasan anggaran dari APBN yang menyebabkan pelatihan serupa bagi PPKL tidak bisa dilakukan secara optimal di seluruh provinsi.
Prakoso mengakui masih diperlukannya pelatihan perkoperasian bagi PPKL dan pengelola koperasi sebagai salah satu upaya revitalisasi dan peningkatan daya saing koperasi di Tanah Air.
Namun pemangkasan anggaran pelatihan membuat kementeriannya tidak bisa optimal melaksanakan pelatihan serupa di lebih banyak provinsi.
"Hal ini dikarenakan anggaran peningkatan kapasitas SDM KUMKM ikut dipangka untuk efisiensi APBN, kami berharap tahun depan program ini bisa dilanjutkan," kata Prakoso.

sumber : kompas


Top