Kamis, 15 Desember 2011

Model Kualitas Layanan


Parasuraman, Zeithalm dan Berry dalam Tjiptono (2007:262-270) mengungkapkan formulasi model kualitas jasa, yang diperlukan dalam layanan jasa. Dalam model ini dikemukakan ada lima gap yang dapat menimbulkan kegagalan dalam penjualan jasa anatara lain:
a.         Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen (knowledge gap)
Manajemen tidak selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan atau tidak mengetahui sepenuhnya apa keinginan konsumen.
b.        Kesenjangan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi mutu jasa
Manajemen mungkin sudah mengetahui keinginan konsumen, tetapi manajemen tidak sanggup dan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen tersebut. Spesifikasi jasa yang ditawarkan oleh manajemen masih ada kekurangan yang dirasakan oleh konsumen. Inti maslahnya adalah pihak manajemen kurang teliti terhadap detail jasa yang ditawarkan.
c.         Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dengan penyampaian jasa
Mungkin kualitas jasa menurut spesifikasinya sudah baik tetapi karyawan yang melayani kurang terlatih, masih baru dan kaku. Jadi cara penyampaian kurang baik, tidak sempurna. Kata kuncinya adalah manajemen tidak sanggup menyampaikan jasa secara memuaskan bagi konsumen.
d.        Kesenjangan antara penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal
Dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa yang diberikan dengan janji-janji yang diobral dalam iklan, brosur, dll ternyata jasa yang diterima oleh konsumen tidak sesuai dengan kenyataannya.
e.         Kesenjangan antara jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan
Merupakan gap yang kebanyakan terjadi, yaitu jasa yang diterima oleh konsumen tidak sesuai denganyang dibayangkan, atau bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.

2.1  Manfaat Kualitas Layanan
Seperti diungkapkan Tjiptono (2002:54) ”Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memeberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan  pelanggan serta kebutuhan mereka. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan”.
Selain itu perusahaan juga dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui pemenuhan kualitas yang bersifat customer-driven. Hal ini akan memberikan keunggulan harga dan customer value yang merupakan kombinasi dari manfaat dan pengorbanan yang yang terjadi apabila pelanggan menggunakan suatu barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan tertentu. Bounds, et al, dalam Tjiptono (2002:55) menyatakan ”bila kualitas yang dihasilkan superior dan pangsa pasar yang dimiliki besar, maka probabilitasnya terjamin. Jadi kualitas dan profitabilitas berkaitan erat”.
Kualitas juga dapat mengurangi biaya. Adanya pengurangan biaya ini pada gilirannya akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan profabilitasnya dan keunggulan secara ringkas manfaat dari kualitas antara lain:
a.         Loyalitas pelanggan yang lebih besar.
b.        Pangsa pasar yang lebih besar.
c.         Harapan saham yang lebih tinggi.
d.        Harga jual yang lebih tinggi.
e.         Produktifitas yang lebih besar.


Top