Rabu, 14 Desember 2011

Indikator Pembangunan


Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu proses pembangunan, maka diperlukan ukuran-ukuran sebagai suatu nilai keberhasilan pembangunan.

2.2.1. Indikator Ekonomi
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengklasifikasikan pembangunan, didasarkan pada tingkat pendapatan per kapita nasional dalam suatu negara. Bank dunia mengklasifikasikan negara berdasarkan GNP (Gross National Product) per kapita berdasarkan tahun dasar 1993, sebagai berikut (Kuncoro, 1997:89):
(1) Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
GNP per kapita kurang atau sama dengan US$ 695.
(2) Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
GNP per kapita lebih dari US$ 695 sampai dengan kurang dari US$ 8.626. Dapat di bagi menjadi dua kelompok lagi :
a.       Negara berpenghasilan menengah bawah (lower-middle-income economoies) dengan GNP per kapita antara lebih dari US$ 695 sampai dengan US$ 2.785.
b.      Negara berpenghasilan menengah atas (upper-middle-income economies) dengan GNP per kapita antara lebih dari US$ 2.785 sampai dengan kurang dari US$ 8.626.
(3) Negara berpenghasilan tinggi (high-income economies)
GNP per kapita US$ 8.626 atau lebih.
(4) Dunia: meliputi negara di dunia, termasuk negara-negara yang datanya langka dan dengan penduduk kurang dari 1 juta jiwa.
Walaupun begitu klasifikasi di atas tidak selalu mencerminkan status pembangunan suatu negara.

2.2.2. Indikator Sosial
            Indikator kesejahteraan dalam proses pembangunan di suatu negara tidak hanya dapat di ukur melalui parameter ekonomi saja, namun juga melalui indikator non-moneter. Indikator kesejahteraan masyarakat jarang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Bagi negara-negara sedang berkembang, pembangunan tidak hanya di ukur dari indikator moneternya saja namun juga harus di ukur dari indikator kesejahteraan sosialnya.
            Beckerman membedakan berbagai cara untuk untuk membandingkan kesejahteraan ke dalam 3 kelompok sebagai berikut (Arsyad, 1997:30):
1.        Kelompok pertama: usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua atau beberapa negara dengan memperbaiki cara-cara yang dilaksanakan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa, yang dipelopori oleh Colin Clark.
2.        Kelompok kedua:  usaha untuk membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan mempertimbangkan perbedaan tingkat harga disetiap negara.
3.        Kelompok ketiga: usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter (non-monetary indicators). Usaha ini dipelopori oleh Bennet.

Usaha lain dalam menentukan dan membandingkan tingkat kesejahteraan antarnegara telah dilakukan pula oleh UNRISD (United Nations Research Institute for Social Development) yang berpusat di Jenewa (Swiss) pada tahun 1970. Dalam penelitian tersebut, yang dilakukan adalah menciptakan indeks taraf pembangunan dari negara-negara maju dan negara sedang berkembang yang berdasarkan sifat dari data-data di setiap negara, seperti yang digambarkan berikut ini (Arsyad, 1997:32):


Top